TIMIKA, Koranpapua.id– Kementerian Agama (Kemenag) RI pada tahun 2023 menyalurkan bantuan dana pembinaan iman untuk murid beragama Katolik.
Untuk Kabupaten Mimika bantuan tersebut diberikan kepada SD Negeri Ayuka sebesar Rp18.600.000 dan SMP N 1 Mimika Timur sebesar Rp10.000.000.
Lucas Yasi, S.Ag, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Mimika kepada Koranpapua.id saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat 4 Agustus 2023 mengatakan, bantuan dana pembinaan iman dikhususkan kepada siswa-siswi SD, SMP, SMA dan SMK.
Besaran dana yang diterima setiap sekolah bervairasi. Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya berkisar antara Rp10 juta, Rp18 juta dan Rp20 juta.
Dana tersebut selanjutnya dimanfaatkan pihak sekolah untuk membiayai kegiatan pembinaan iman anak didik, dengan mengundang pastor atau suster untuk memberikan pembinaan.
“Tahun 2022 SD Waonawaripi Tiga Raja, SD Inpres Nawaripi dan SMPN 4 SP3 yang dapat bantuan dana ini. Uangnya langsung ditransfer ke rekening sekolah,” ujar Lucas.
Besaran anggaran sudah ditentukan oleh Kementerian Agama RI, sementara Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mimika hanya sebatas menentukan sekolah mana yang berhak menerima.
Format pemberian bantuan dana yang berlaku beberapa tahun belakangan ini, diusulkan melalui Eselon 1 Kementerian. Setelah usulan program kegiatan disetujui, baru diturunkan ke Kantor Kementerian Agama Provinsi untuk selanjutnya ke kabupaten.
Lucas menyebutkan, Kantor Kemenag Mimika membawahi tujuh Satuan Kerja (Satker) untuk membantu pelaksanaan semua program kerja.
Tujuh Satker tersebut yaitu, Satker Sekretariat, Satker Islam yang dibagi dua yakni, Binmas Islam dan Pendidikan Agama Islam, Satker Katolik, Satker Kristen, Satker Hindu dan Satker Haji.
Untuk Satker Budha belum ada mengingat jumlah umat Buddha di Mimika masih sedikit, sehingga bergabung di Satker Hindu. Meski demikian pihaknya sudah pernah mengusulkan ke Kemenag RI untuk layani umat Buddha di Mimika.
Syarat untuk bisa membentuk satu Satker jumlah umatnya harus lebih dari 200 jiwa. Dikatakan, mengapa di Kemenag ada Satker Kristen dan Katolik, karena jumlahnya mayoritas. Ada seksi urusan gereja dan umat, serta seksi pendidikan yang bertugas mengurus pendidikan.
Karena di Mimika belum ada sekolah negeri yang berada dibawah payung Kemenag, maka Seksi Pendidikan bekerja mengurus guru-guru Katolik, baik yang direkrut Kemenag maupun guru agama Katolik yang direkrut Pemerintah Daerah (Pemda).
” Khusus guru agama Katolik yang negeri atau diangkat oleh dinas tugas Kemenag hanya membina sebagai guru agama. Namun statusnya tetap guru negeri Pemda,” katanya.
Selain melakukan pembinaan, Kemenag mendapat tugas tambahan membayar sertifikasinya, meskipun sejak pendaftaran dan pengangkatan hingga pembayaran tunjangan oleh Kemenag.
Untuk dana sertifikasi hanya dibayarkan kepada guru yang mengumpulkan jam mengajar, jadwal mengajar serta membuat surat pernyataan siap melaksanakan tugas mengisi absen dan menyerahkan nomor rekening. Syarat ini berlaku untuk semua guru Agama Katolik.
Untuk Kabupaten Mimika jumlah guru agama yang pengangkatannya oleh Kemenag baru 31 orang. Rincianya, guru Katolik 15 orang, guru Kristen sembilan orang dan guru Islam tujuh orang.
* Kemenag Mimika Tidak Ada Penerimaan Guru Agama
Lucas menjelaskan Kemenag saat ini sudah tidak lagi membuka penerimaan guru agama. Ini dikarenakan pada tahun 2014, dalam Kunjungan Kerja DPR RI ke NTT ditemukan banyak kekurangan guru pendidikan agama.
Atas dasar ini DPR RI bersama Bappenas, Kementerian Keuangan, Kemenag dan KemenpanRB memutuskan kuota penerimaannya melalui formasi yang dibuka Pemda. Setelah pengangkatan baru didistribusikan ke sekolah negeri.
“ Untuk saat ini guru yang diperbantukan ke sekolah swasta harus melalui kebijakan pemerintah daerah,” tandasnya.
Dengan kebijakan tersebut maka, Kemenag hanya boleh menerima guru apabila ada sekolah negeri yang dibangun Kemenag. Namun untuk di Mimika, hingga saat ini belum ada sekolah di bawah naungan Kemenag.
Ia mencontohkan sekolah yang berada dibawah payung Kemenag, diantaranya, SMA Negeri Katolik St Tomas Ende, SMA Negeri Katolik Samosir dan SMA Negeri Katolik Keerom.
Lucas menuturkan, berdasarkan data Kemenag untuk pengajuan permintaan guru agama Katolik, untuk Kabupaten Mimika masih membutuhkan kurang lebih 70 orang. (redaksi)