Timika – Sebagai upaya menekan jumlah penderita malaria dan gizi buruk (stunting), Pemerintah Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika, Papua Tengah melakukan terobosan dengan memberikan sosialisasi kepada puluhan kader kesehatan.
Selain kader kesehatan, para kepala kampung dan kepala kelurahan juga hadir dalam kegiatan sosialisasi yang dibuka Paulus Dumais, Asisten I Setda Mimika, Kamis 8 Juni.
Pembukaan kegiatan yang berlangsung di Grand Tembaga ditandai dengan penabuhan tifa secara bersama-sama Asisten I dan Kadistrik Mimika Baru, Dedi Damhudi Paokuma.
Johannes Rettob, Plt Bupati Mimika dalam sambutan yang dibacakan Paulus Dumais mengatakan, malaria menjadi penyakit ciri khas orang Papua. Karenanya semua kegiatan yang berkaitan dengan penanganan malaria dan stunting didukung sepenuhnya oleh pemerintah daerah.
Ia berharap melalui sosialisasi ini bisa menambah pengetahuan bagi para kader dalam mengatasi masalah malaria dan stunting. Ilmu yang diperoleh dari sosialisasi dapat dimanfaatkan untuk keluarga dan melayani masyarakat.
“ Saya mengapresiasi Pemerintah Distrik Mimika Baru yang sudah memprogramkan kegiatan ini. Sosialisasi seperti ini bisa diselenggarakan setahun dua kali dengan memperbanyak jumlah kader yang ikut,” ujar Dumais.
Kepada para kader Dumais berpesan untuk serius mengikuti materi, sehingga setelah kembali bisa membawa pengetahuan baru untuk diterapkan di masyarakat.
Endang Letsoin, Sekretaris TP-PKK Distrik Miru menjelaskan, untuk wilayah Mimika Baru masih ditemukan kasus malaria dan stunting. Mendukung program penurunan angka kedua kasus kesehatan ini, pihaknya sudah membuka Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di kelurahan dan kampung.
Endang mengakui ada temuan dua kasus stunting di Kelurahan Koperapoka. Namun setelah dilakukan pemeriksaan, kasus tersebut tidak murni stunting melainkan ada komplikasi.
Terjadinya kasus stunting disebabkan pola hidup keluarga yang kurang memenuhi kebutuhan asupan gizi yang cukup. Biasanya rata-rata yang mengalami stunting adalah keluarga dengan kategori ekonomi lemah.
“Rata-rata yang kami kunjungi kehidupan keluarga perlu mendapat perhatian dan penanganan bersama. Sifatnya lintas sektor dengan OPD lain, termasuk keterlibatan pihak swasta,” papar Endang kepada Koranpapua.id ketika ditemui disela-sela kegiatan sosialisasi.
Ia mengakui sejauh ini belum ada pihak swasta yang ambil bagian dalam penanganan stunting. Intervensi pemerintah dalam mengatasi masalah kurang gizi sangat diperlukan.
Termasuk memberikan pelayanan penimbangan maupun pemeriksaan kesehatan. Program lainnya memberikan makanan tambahan bergizi di setiap pelayanan Posyandu bagi ibu hamil dan balita.
Dikatakan melalui kegiatan sosialisasi dapat mempersiapkan kader-kader kesehatan TP-PKK yang baru. Mereka akan membantu memberikan pelayanan di setiap Posyandu maupun ke rumah-rumah warga.
Khusus untuk di wilayah Mimika Baru, dalam penanganan stunting TP-PKK memiliki data yang bekerjasama dengan Puskesmas Pasar Sentral, Puskesmas Timika Jaya dan Puskesmas Timika. Setiap bulan kader bersama petugas Puskesmas melakukan pendataan dalam pelayanan Posyandu. (redaksi)