TIMIKA, Koranpapua.id– Kelompok Cipayung Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, mendesak percepatan Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) untuk mengakhiri dualisme kepemimpinan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Mimika.
Untuk diketahui kelompok Cipayung ini terdiri dari empat organisasi kemahasiswaan utama yakni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).
Seruan ini disampaikan dalam konferensi pers di Timika pada Senin 9 Juni 2025 malam, dengan tujuan utama merekonsolidasi seluruh elemen pemuda demi penyatuan wadah organisasi kepemudaan.
Abdullah Rahman Bugis, Ketua PC PMII Mimika, menjelaskan bahwa stagnasi organisasi yang dialami KNPI Mimika merupakan dampak langsung dari dualisme kepemimpinan antara kubu Awen Magai (versi “Satu Nafas”) dan Petrus Wenda (versi “Energy of Harmoni”).
Kondisi ini dinilai telah menghambat fungsi dan peran KNPI di Mimika.
“Kami telah berupaya mempertemukan kedua kubu, namun tidak ada inisiatif serius dari mereka. Oleh karena itu, Cipayung mengambil sikap tegas untuk mendorong penyatuan melalui Musdalub,” tegas Abdullah.
Senada, Fichail Tusno Karubun, Mandataris Formatur Tunggal Ketua Presidium PMKRI Mimika menekankan bahwa inisiatif ini murni berasal dari Cipayung tanpa adanya intervensi eksternal.
“Kami berkomitmen menjadi mediator rekonsiliasi demi satu kepengrusan yang sah. Mengacu pada arahan Bupati Mimika, dualisme ini harus segera diakhiri,” ujarnya.
Dalam pembahasan internalnya, Cipayung Mimika telah menyepakati tiga langkah strategis untuk menyelesaikan permasalahan ini sebagai berikut:
Pertama: Menyerukan seluruh Organisasi Kepemudaan (OKP) untuk menarik dukungan dari dua kubu KNPI yang berseteru.
Kedua: Mengajukan surat resmi kepada Bupati Mimika untuk audiensi dan menyampaikan rekomendasi penyatuan.
Ketiga: Mempersiapkan Musdalub sebagai solusi struktural menuju satu KNPI Mimika yang solid.
Kristiforus Toffy, Ketua GMNI Mimika, menambahkan bahwa masa kepemimpinan kedua kubu telah berakhir secara konstitusional, sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) KNPI.
Dia mengimbau agar semua OKP menarik diri dari kepengurusan yang ada fokus mempersiapkan Musdalub.
Sementara itu, Erwin Sriken, Ketua Bidang Aksi dan Pelayanan GMKI Timika, menyatakan sikap netral GMKI namun tetap mendukung penuh langkah-langkah positif menuju persatuan.
“Kami solid mendukung Cipayung menjaga keutuhan pemuda Mimika,” ucapnya.
Abdullah Rahman Bugis menutup pernyataannya dengan mengajak seluruh OKP yang memiliki hak suara, baik peserta penuh maupun peninjau, untuk aktif berpartisipasi dalam verifikasi data dan keterlibatan dalam Musdalub mendatang.
Ia menegaskan bahwa langkah ini bukan merupakan gerakan politis, melainkan hasil diskusi dan kesadaran kolektif demi masa depan pemuda Mimika.
“Kita tidak bicara soal KNPI A atau KNPI B lagi. Sekarang waktunya kita bersatu, memulai lembaran baru,” tegas Abdullah. (*)
Penulis: Abdul Hayun Nuhuyanan
Editor: Marthen L.L Moru