TIMIKA, Koranpapua.id- Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah merupakan salah satu kabupaten di Indonesia yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA), namun semua potensi SDA yang ada belum digali secara optimal.
Karena itu perlu inovasi yang terarah sehingga SDA yang ada bisa mengatasi kendala yang selama ini menjadi penghambat pembangunan, seperti keterbatasan infrastruktur, akses teknologi, permasalahan sosial termasuk angka kemiskinan.
Berdasarkan data Maret 2024, tingkat kemiskinan di Mimika masih tinggi. Karena itu, inovasi dalam pemberdayaan masyarakat, terutama di sektor ekonomi lokal seperti UMKM sangat dibutuhkan.
Hal itu disampaikan Petrus Yumte, Pj. Sekda Mimika ketika membuka kegiatan Focus Group Discussion (FGD) penjaringan data penyusunan dokumen roadmap Sistem Informasi Daerah (SIDA) 2025-2029, Rabu 11 September 2024.
Dihadapan para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang hadir dalam FGD yang berlangsung di salah satu hotel di Timika itu, Petrus mengajak semua OPD di lingkup Pemkab Mimika untuk melakukan berbagai inovasi.
Karena dengan dukungan inovasi, UMKM dapat memiliki akses yang lebih luas terhadap pasar, teknologi, dan permodalan, sehingga mampu menggerakkan perekonomian lokal secara lebih dinamis.
Petrus menambahkan, sektor UMKM memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Sebab Mimika memiliki berbagai produk unggulan yang berasal dari sektor pertanian, perikanan, dan kerajinan tangan.
Dikatakan, produk-produk seperti kopi, kakao, ikan segar, hasil laut, serta kerajinan ukir dan anyaman yang khas dari masyarakat adat, adalah contoh produk unggulan yang memiliki potensi untuk dipasarkan, baik di pasar Nasional maupun Internasional.
Namun persoalan yang dihadapi oleh UMKM di Mimika yakni keterbatasan modal, minimnya akses pasar, hingga rendahnya kemampuan dalam menggunakan teknologi digital untuk pemasaran.
“Disinilah peran inovasi menjadi sangat vital. Pemerintah harus memberikan dukungan berupa pelatihan keterampilan, akses permodalan, serta fasilitas digitalisasi bagi pelaku UMKM, sehingga produk unggulan kita dapat bersaing di pasar yang lebih luas,” tegasnya.
Penguatan sektor pariwisata yang memanfaatkan keindahan alam Mimika, seperti pegunungan, hutan mangrove dan keanekaragaman hayati, juga bisa menjadi sumber inovasi baru yang akan memberikan dampak ekonomi signifikan bagi daerah.
“Kabupaten Mimika masih berada di peringkat bawah dalam hal daya saing inovasi. Ini menandakan bahwa semua stakeholder perlu bekerja lebih keras dalam menciptakan kebijakan-kebijakan inovatif yang bisa mendorong kemajuan di berbagai sektor,” pungkasnya.
Petrus mengatakan melalui penyusunan roadmap sistem inovasi daerah, diharapkan menciptakan kerangka kerja yang jelas dalam mengembangkan inovasi yang terfokus pada kebutuhan daerah.
Tujuannya adalah agar semua sektor, termasuk pemerintahan, ekonomi, dan sosial, dapat bekerja sama dalam menciptakan solusi yang dapat memberikan dampak positif bagi seluruh lapisan masyarakat sebagai daerah yang kaya akan SDA dan budaya.
Petrus menambahkan, pengentasan kemiskinan adalah salah satu prioritas utama pemerintah daerah. Karena itu inovasi dalam penanganan kemiskinan sangat diperlukan, terutama dalam konteks pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin.
Menurutnya pendekatan inovatif yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan teknologi digital untuk membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk-produk yang dihasilkan oleh masyarakat.
“Kita dapat menciptakan platform digital yang mempertemukan produsen lokal dengan pembeli potensial dari luar daerah, sehingga UMKM dapat lebih mudah menjual produknya,” saran Petrus.
Selain itu pelatihan keterampilan bagi masyarakat miskin, terutama dalam bidang teknologi informasi, juga sangat penting agar masyarakat bisa ikut serta dalam ekonomi digital yang semakin berkembang.
“Kita ingin Kabupaten Mimika dapat berkembang menjadi daerah yang tidak hanya sejahtera secara ekonomi, tetapi juga kuat secara daya saing dan inovatif dalam menjawab tantangan zaman,” harapnya. (Redaksi)