TIMIKA, Koranpapua.id- PT Freeport Indonesia (PTFI) terus berkomitmen untuk mendukung peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) putra-putri Papua.
Salah satunya dengan memperluas akses pendidikan bagi putra-putra Papua yang akan melanjutkan pendidikan tinggi.
Saat ini perusahaan yang berkedudukan di Kabupaten Mimika, Papua Tengah itu, telah melakukan kerjasama dengan empat Perguruan Tinggi (PT) di luar Papua.
Empat PTN tersebut yakni, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) Bandung, Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) Manado dan Universitas Sriwijaya (UNSRI) Palembang.
Kerjasama dengan empat kampus tersebut sudah dilakukan pada akhir November 2025 lalu. Hal ini disampaikan Claus Wamafma, Director & EVP Sustainable Development PTFI dalam keterangannya yang diterima media ini, Sabtu 20 Desember 2025.
“Melalui kerjasama dengan ITB dan UNPAR, Freeport Indonesia berharap agar anak-anak Papua penerima beasiswa PTFI dapat meraih impiannya menuntut ilmu di perguruan tinggi unggulan yang menjadi impian mereka,” ujar Claus.
Ia menjelaskan PTFI bersama ITB dan UNPAR menandatangani Perjanjian Kerjasama (PKS) beasiswa untuk pelajar Papua. Melalui kerjasama ini, nantinya anak-anak Papua penerima beasiswa dari PTFI dapat menempuh studi S1 di kedua perguruan tinggi tersebut.
Kedua pihak juga berkomitmen memperluas kolaborasi melalui riset dan pengembangan talenta.
Sementara di ITB, anak-anak Papua penerima beasiswa PTFI juga mendapatkan bimbingan untuk masuk universitas lewat program Pra-Universitas Kelas Inspirasi.
Dalam program ini, mereka mendapat wawasan baru tentang dunia perguruan tinggi, sains, dan teknologi melalui bimbingan akademik dan pengenalan lingkungan kampus sejak dini.
Rektor UNPAR Prof. Tri Basuki Joewono mengatakan melalui pendampingan dan pembelajaran bersama, potensi besar generasi Papua tumbuh semakin kuat dan siap berkontribusi untuk kemajuan bangsa.
Ia mengatakan, saat ini di UNPAR terdapat 10 mahasiswa penerima beasiswa PTFI. “Saya mengapresiasi inisiatif PTFI dan seluruh pihak yang berkomitmen membangun generasi muda Papua unggul,” pungkasnya.
Menurutnyam dengan pendampingan dan pembelajaran bersama, dirinya percaya potensi besar generasi Papua akan tumbuh semakin kuat dan siap berkontribusi bagi kemajuan bangsa.
Sementara itu Direktur Pendidikan ITB Dr. techn. Ir. Saiful Akbar berharap kolaborasi pendidikan tidak berhenti pada selesainya masa studi.
“Suatu saat, para putra putri Papua dapat kembali dan turut membangun Papua secara menyeluruh, bukan hanya Freeport tetapi Tanah Papua,” katanya.
Senior Vice President Sustainable Development PTFI Nathan Kum mengatakan kolaborasi dengan perguruan tinggi juga dilakukan dengan UNSRI dan UNSRAT.
Kerjasama ini untuk memperkuat pengembangan talenta nasional dan kawasan timur Indonesia.
Beasiswa untuk 40 mahasiswa UNSRAT & UNSRI, dengan rinciannya, 20 mahasiswa Papua dan 20 mahasiswa bukan Papua. Di UNSRAT sendiri, saat ini telah terdapat 58 mahasiswa penerima beasiswa PTFI.
Di kedua kampus ini, juga berlangsung kuliah tamu bertema “Pertambangan & Pengembangan Masyarakat Lokal” melalui Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN) di Timika, Papua Tengah.
“IPN yang didirikan PTFI merupakan program pendidikan vokasional yang mengintegrasikan pelatihan teknologi dengan pendekatan kearifan lokal untuk menumbuhkan kepemimpinan dan kemandirian komunitas di Papua,” kata Nathan.
Selain memperkuat kemitraan dengan perguruan tinggi di berbagai wilayah Indonesia, PTFI juga terus membangun kolaborasi pendidikan di Papua.
Hal ini diwujudkan melalui kerja sama dengan Universitas Papua (UNIPA) di Provinsi Papua Barat, penyelenggaraan kuliah tamu dan sesi berbagi pengetahuan bersama Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ) dan Universitas Ottow Geissler.
PTFI juga terlibat aktif dalam pengembangan kurikulum program studi pertambangan di Universitas Cenderawasih (UNCEN) di Jayapura, Papua.
Inisiatif ini bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dan mempersiapkan talenta muda Papua untuk berkontribusi dalam pembangunan daerah dan industri pertambangan berstandar global.
Seperti diketahui, pada Senin 8 Desember 2025, PTFI secara resmi menyerahkan Gedung Pusat Sains dan Kemitraan UNCEN yang telah mulai pembangunan pada tahun 2022.
Gedung ini memiliki fasilitas perkuliahan modern yang ramah lingkungan. Dibangun di atas lahan 4.800 m² dengan luas bangunan 2.800 m².
Gedung tiga lantai ini menggunakan solar panel yang menghemat energi, dan menjadi sarana belajar langsung bagi mahasiswa yang mempelajari sistem kelistrikan Energi Baru Terbarukan. (Redaksi)










