BENANG KUSUT itu kini telah terurai. Berarti tidak banyak benang yang melilit sehingga menjadi penghalang untuk merajut.
Tinggal menyulam, mengisi setiap rajutan benang untuk menjadikan selembar kain yang memiliki bentuk baru.
Benang kusut secara harfiah adalah benang yang berbelitan tidak teratur. Namun secara kiasan, masalah yang rumit dan sulit dipecahkan.
Biasanya istilah benang kusut menggambarkan situasi yang kacau dan tidak beres. Atau situasi yang persoalan berlapis-lapis dan sulit dipahami.
Menghadapi situasi ini membutuhkan penyelesaian yang hati-hati dan teliti sehingga mampu mendapatkan hasil akhir yang jelas.
Untuk mencapai titik kemenangan dalam suatu kompetisi, memang perlu perjuangan, sebab kemenangan biasanya datang di akhir.
Ada juga pengalaman banyak orang, lebih baik bersusah diawal, namun berakhir dengan sebuah pengakuan, yang mendudukkan kita pada tempat yang sesungguhnya benar.
Kondisi sebagaimana yang saya sebutkan di atas, biasanya sering kita alami dalam kehidupan, baik pribadi maupun komunitas atau organisasi.

Saya boleh menyebutkan kondisi itu, pernah dialami oleh organisasi kemasyarakatan tempat bernaung warga Nusa Tenggara Timur (NTT) di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.
Lima tahun, terhitung 31 Oktober 2020 hingga 31 Oktober 2025, benang kusut itu, terus menghantui organisasi yang dikenal dengan sebutan Ikatan Keluarga Flobamora (IKF) Mimika.
Diawal sempat goyang, kemudian melandai dalam kurun waktu cukup lama. Namun ketika mendekati garis finish, goyangan berubah menjadi guncangan keras.
Akibat guncangan itu sempat membuat warga Flobamora yang berada dalam kapal IKF Mimika yang awalnya menyakini pelayaran akan mulus, mulai kehilangan kepercayaan kepada nahkodanya.
Sebagian diantaranya malah hampir ‘lempar handuk’ dan ingin beralih ke kapal lain yang juga mengklaim memiliki nama yang sama.
Apalagi kapal tersebut menjanjikan memiliki kemampuan yang lebih hebat dan kuat untuk mengarungi samudera menuju dermaga IKF yang sesungguhnya.
Semua kisah pelayaran yang penuh dinamika itu, akhirnya terjawab di tanggal 1 November 2025.
Himne Flobamora terdengar sayup, memecah keheningan hotel di pelataran Jalan Hasanuddin Timika.
Dengan bergaungnya lagu yang mengingatkan tanah kelahiran itu, menandakan telah lahir pemimpin baru untuk menahkodai IKF Mimika lima tahun kedepan.
Bapak Gabriel Zezo, salah satu putra terbaik NTT di Mimika dilantik secara resmi oleh Melki Weruin, SH Sekretaris Umum IKF NTT Provinsi Papua mewakili Stanis Hike Dosinaen, Ketua Umum Flobamora Papua.
Gabriel menggantikan Marthen LL Moru yang sudah mengakhiri tugas pengabdiannya selama lima tahun terakhir.
Atas nama Pengurus IKF Mimika periode 2020-2025, kami mengucapkan proviciat kepada bapak Gabriel Zezo.
Selamat melaksanakan amanat warga Flobamora, Nahkodailah kapal IKF sampai ke pelabuhan berikutnya.
Melalui WAG Flobamora ini, kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya, jika selama kepemimpinan kami selama lima tahun ini, sempat membuat kilaf dalam bertutur dan bersikap.
Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekurangan dan kesalahan selama kepemimpinan kami. Kami berharap Flobamora Mimika di tangan pengurus baru semakin maju dan menggema di tanah Mimika
Kepada pengurus baru, kobarkan semangat baru, ide-ide segar dan teruslah berkarya untuk kemajuan Flobamora yang kit kita cintai.
Terima kasih kami sampaikan kepada seluruh warga Flobamora Mimika, bapak-bapak Dewan Penasehat, pengurus Flobamora, ketua dan pengurus sektor, ketua dan pengurus sub sektor, adik-adik pemuda, sesepuh dan para tokoh NTT, yang selama ini telah memberikan dukungan secara tulus.
Terima kasih atas kerja sama dan persaudaraan yang telah terjalin. Semua yang berjalan selama ini bukan hanya sebatas teman, tetapi juga keluarga. Karena itu kami selalu merindukan setiap momen yang pernah kita lalui bersama.
Jika ada jarum yang patah, jangan simpan di dalam peti.
Kalau Ada kata-kata yang salah, jangan disimpan di dalam hati.
**
Aku dan ibu beli ikan bersama
Tawar-menawar mendapatkan harga
Terima kasih telah bersama-sama
Kita sudah seperti keluarga. (marthen ll moru)










