TIMIKA, Koranpapua.id- Johannes Rettob, Bupati Mimika menyampaikan perkembangan terbaru terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan rencana pembukaan Sekolah Rakyat di Kabupaten Mimika.
Menurut Johannes, hingga saat ini dari total 24 dapur sekolah yang direncanakan, sudah beroperasi 7 dapur.
Sementara program MBG telah berjalan di 14 sekolah yang terdaftar sebagai penerima manfaat.
“Kita berharap pelaksanaan program ini bisa konsisten, karena ada beberapa sekolah yang mulai tidak konsisten,” ujar Bupati Johannes.
Bupati menambahkan, pemerintah daerah sendiri menyiapkan dua dapur tambahan yang berlokasi di Sentra Pendidikan dan Kompleks Pemda SP3.
“Tanahnya sudah kami sediakan, tinggal menunggu pembangunan setelah verifikasi dari pihak terkait. Lahan tersebut berada di kawasan Sentra Pendidikan dan di kompleks Pemda,” jelas Johannes, Selasa 2 September 2025.
Selain itu, Pemkab Mimika juga menyiapkan Sekolah Rakyat yang resmi beroperasi mulai 1 September 2025.
Untuk tahap awal, kegiatan belajar mengajar masih menggunakan fasilitas Wisma Atlet yang telah direnovasi.
Sekolah ini akan membuka dua kelas, masing-masing untuk jenjang SMP dan SMA, dengan kapasitas 50 siswa per kelas.
“Kami masih mencari peserta didik sesuai kriteria. Murid yang diterima harus mendapat izin orang tua, dan diprioritaskan bagi anak dari keluarga miskin, miskin ekstrem, serta anak putus sekolah,” jelasnya.
Bupati juga menambahkan, untuk menjadi peserta didik di Sekolah Rakyat, tidak terbatas hanya untuk Orang Asli Papua (OAP), tetapi siapa pun bisa mendaftar asalkan memenuhi kriteria.
Dalam hal tenaga pengajar, Pemkab Mimika akan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan untuk memenuhi jumlah guru mata pelajaran.
Sementara Kementerian Sosial menyiapkan tenaga pendidik yang fokus pada pembentukan karakter siswa.
“Untuk lokasi permanen Sekolah Rakyat nantinya direncanakan akan dibangun di kawasan Iwaka,” tandas Bupati Johannes.
Ia berharap kehadiran program MBG dan Sekolah Rakyat dapat menjadi solusi nyata dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan serta pemerataan layanan dasar di Mimika. (*)
Penulis: Hayun Nuhuyanan
Editor: Marthen LL Moru










