TIMIKA, Koranpapua.id– Jumlah penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) di Provinsi Papua Tengah, terus bertambah.
Meski tidak menyebutkan angka pasti pada periode yang sama tahun 2024 lalu, namun memasuki Mei 2025, jumlah penderita HIV-AIDS di wilayah Papua Tengah sudah mencapai 22 ribu orang.
Adapun jumlah penderita terbanyak di delapan kabupaten di Papua Tengah menempatkan Kabupaten Nabire urutan teratas, diikuti Kabupaten Mimika dan selanjutnya Kabupaten Paniai.
Melihat kondisi ini mendorong Pemerintah Provinsi Papua Tengah untuk memberlakukan berbagai terobosan dalam menekan penyebaran virus ini.
Deinas Geley, Wakil Gubernur Papua Tengah, mengatakan, terus melajunya jumlah penderita HIV-AIDS menjadi ancaman serius bagi generasi muda penerus masa depan Papua.
“Sudah diangka 22 ribu di Papua Tengah. Situasi ini kalau tidak segera diatasi secara serius, generasi muda kita bisa habis,” ujarnya, Kamis 15 Mei 2025.
Dengan jumlah tersebut, HIV-AIDS sudah melebihi kasus malaria, TBC dan penyakit lainnya.
Karenanya sudah saatnya pencegahan dan penanggulangannya menjadi program prioritas kesehatan di Provinsi Papua Tengah.
Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tengah bersama delapan kabupaten dan semua pihak terkait, diminta mendata ulang jumlah kasus HIV dan AIDS secara akurat.
Koordinasi lintas kabupaten dan fasilitas kesehatan, termasuk peran aktif direktur rumah sakit, petugas medis, dan tenaga kesehatan di lapangan juga perlu ditingkatkan.
Wagub juga menginstruksikan segera melakukan sosialisasi secara menyeluruh dengan melibatkan pihak gereja, mesjid, tempat ibadah dan tempat-tempat strategis.
“Upaya strategis yang patut dilakukan adalah pemeriksaan darah massal di kalangan anak muda. Anak-anak sekolah di tingkat SMA/SMK diarahkan untuk menjalani tes rutin,” tegasnya.
Wagub meyakini beberapa langkah itu sangat penting dilakukan agar memutuskan mata rantai penularan di kalangan remaja yang rentan dengan perilaku seks bebas.
“Dinas Kesehatan, RSUD, Puskesmas, KPA atau Komisi Penanggulangan AIDS, harus kolaborasi untuk menyiapkan program edukasi, penyuluhan, cek darah dan pengobatan bagi yang positif,” imbuh Wagub Deinas.
Wagub Deinas malah mendorong agar materi bahaya HIV dan AIDS masuk dalam kurikulum di setiap sekolah. Materi disosialisasikan oleh Dinas Kesehatan juga petugas medis dan organisasi terkait seperti KPA. (Redaksi)