TIMIKA, Koranpapua.id- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bekerjasama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Mimika melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap 3.000 warga Mimika, Selasa 18 Februari 2025.
Pemeriksaan yang melibatkan 12 Puskesmas tersebut untuk mendukung program Transmission Assessment Survey (TAS) Tahap-1 Filariasis (kaki gajah).
Seperti diketahui pelayanan TAS-1 ini merupakan tindaklanjut dari Pre TAS Filariasis kepada 660 orang dewasa di tiga lokasi berbeda yang sudah berlangsung di Mimika tanggal 6 sampai 8 November 2024 lalu.
Ketiga lokasi itu yakni, Kelurahan Koperapoka wilayah Puskesmas Timika, Distrik Mimika Baru, Kampung Limau Asri Timur dan Kampung Limau Asri Barat wilayah Puskesmas Limau Asri, Distrik Iwaka.
Reynold Ubra, Kepala Dinas Kesehatan Mimika melalui Obeth Tekege, Kabid P2P menjelaskan, untuk pengambilan sampel darah, tim kesehatan sudah turun ke sembilan Puskesmas yang berada dalam Kota Timika dan pinggiran.
Sembilan Puskesmas ini adalah Puskesmas Timika, Puskesmas Kwamki Narama, Puskesmas Timika Jaya, Puskesmas Pasar Sentral dan Puskesmas Karang Senang.
Termasuk Puskesmas Wania, Puskesmas Mimika Timur, Puskesmas Limau Asri dan Puskesmas Bhintuka. Sementara Puskesmas Kokonao, Manasari dan Jita baru dilaksanakan setelah selesai survey di wilayah kota.
Obeth menyebutkan dalam survey ini, sebanyak 105 warga dalam satu kelurahan atau kampung akan diambil sampel darah.
Pengambilan sampel darah bertujuan untuk memastikan apakah Mimika sudah bebas penyakit kaki gajah.
“Hari ini tim survey turun ambil sampel di sembilan Puskesmas wilayah kota dan pinggiran. Setelah selesai baru kita geser ke tiga Puskesmas pesisir,” ujar Obeth kepada koranpapua.id, Selasa 18 Februari 2025.
Ia menjelaskan hari pertama ini, tim survey turun ke setiap Puskesmas yang sudah ditentukan, selanjutnya bersama petugas Puskesmas mendatangi warga yang ada di kampung atau kelurahan.
“Berapa hari pengambilan sampel ini disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Kalau jumlah sampelnya sudah 105 orang kita berhenti,” katanya.
Ia mengungkapkan, dalam pengambilan sampel ini jika yang reaktif berjumlah sepuluh orang berarti Mimika dinyatakan bebas filariasis.
Namun apabila jumlahnya mencapai 20 orang, maka Dinkes akan melakukan program Pemberian Obat Massal (POM).
Dikatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan di lapangan, tim akan berkoordinasi dengan Dinkes untuk penanganan lebih lanjut bagi yang reaktif.
Ia menyebutkan, dalam kegiatan ini melibatkan tenaga laboratorium, dokter, tenaga filariasis dan lainnya dari Puskesmas.
Dan langsung didampingi oleh tenaga Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Balai Kesehatan Masyarakat (BKM) Jayapura dan Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tengah.
Menyukseskan program ini, Obeth mengakui pihaknya berkoordinasi dengan Babinsa dan Babinkamtibmas untuk membangun komunikasi dengan Ketua RT, lurah dan kepala kampung.
Koordinasi juga dilakukan dengan kader malaria dalam menggerakan masyarakat untuk datang menerima pelayanan.
Obeth berharap masyarakat ikut berperan aktif dengan mendatangi tempat pelaksanaan pengambilan sampel. Tujuan selain mendapat jumlah sasaran, juga mengetahui masih ada yang terpapar kaki gajah.
“Koordinasi lintas sektor sudah berjalan. Tapi masyarakat juga kami harap aktif dengan survei yang kami buat ini. Supaya Mimika bisa bebas kaki gajah. Kegiatan yang dibuat ini untuk masyarakat dan gratis,” pungkasnya. (Redaksi)