TIMIKA, Koranpapua.id- Membuka lahan persawahan tidak semua dilakukan oleh petani di Kabupaten Mimika.
Kondisi ini bisa dilihat, hampir di semua lahan pertanian tidak terlihat persawahan. Hanya didominasi sayur-sayuran, buah, cabe dan tanaman jangka pendek lainnya.
Sedikit berbeda dengan Yakobus Pani, petani asal Kampung Mulia Kencana SP7, Distrik Iwaka, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.
Sejak tahun 2012, Yakobus mulai menggarap lahan sawah di Kampung Mulia Kencana, tempat ia dan keluarganya menetap saat ini.
Meski demikian sepanjang itu, beberapa petak sawah yang digarapnya sempat berhenti.
Dan pada bulan November 2024, Yakobus memutuskan untuk kembali bertani dengan menanam padi di tujuh petak sawah.
Kali ini ia mengajak rekannya yang tergabung dalam anggota Kelompok Tani Mandiri Mulia.
Dikatakan, saat pertama kali bertani, dalam satu tahun, bisa panen tiga kali dengan pendapatan padi mencapai tiga ton.
“Kalau hasilnya bagus bisa tiga ton. biasanya juga hasilnya tidak menentu, jadi ada kala naik ada kala menurun,” ujar Yakobus kepada koranpapua.id saat ditemui di lahannya, Selasa 28 Januari 2025.
Sejauh ini dirinya telah menggarap tujuh petak sawah, karena masih dalam tahap uji coba. Dan untuk hasilnya masih menunggu panen sekitar dua minggu lagi.
“Kita tanam dari bulan 11 kemarin, jadi mungkin sekitar dua minggu lagi sudah bisa panen. Tapi ini kami uji coba yang jenis Impari 32, karena ada yang bisa bertahan ada juga bibit yang tidak tahan penyakit,” tuturnya.
Dari hasil panennya sebagian untuk konsumsi bersama keluarga, sebagian lainya dijual, kalau ada yang mau membeli.
Dikatakan, sesuai rencana Kelompok Tani Mandiri Mulia, pada Februari 2025 akan menanam padi serentak di lahan seluas 16 hektare dan hasilnya nanti dibeli Dinas Pertanian.
“Kalau program ini hasilnya nanti dibeli oleh dinas (Pertanian) dan dinas kasih kembali lagi ke petani berupa bantuan pupuk, bibit dan alat pertanian,” katanya.
Yakobus mengaku, untuk kebutuhan air ke sawah sangat melimpah karena ada irigasi di lokasi lahannya, termasuk dibantu alkon untuk mengalirkan.
Namun untuk pupuk, sedikit mengalami kendala. Sebab stok pupuk subsidi dari pemerintah tidak selalu tersedia.
Sementara jika belanja di toko secara mandiri harganya lebih tinggi. Bahkan terkadang kehabisan stok.
“Karena dulu juga pernah gagal panen, padi merah semua, karena hama. Jadi harus beri pupuk mulai dari tanam, sampai panen itu bisa tiga sampai empat kali, tergantung tanamannya,” pungkasnya. (Redaksi)