TIMIKA, Koranpapua.id- Masuk pertengahan tahun anggaran 2024 keadaan keuangan Pemerintah Daerah (Pemda) Mimika, Provinsi Papua Tengah sedikit ‘goyang’.
Pasalnya target Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun 2024 yang ditetapkan DPRD Mimika tanggal 11 Desember 2023 lalu sebesar Rp7,5 trilun, masih sebatas impian.
Segala cara sudah dan sedang diupayakan Tim Anggaran Pemda Mimika untuk memperoleh suntikan dana agar mencapai angka Rp7,5 triliun.
Namun hingga memasuki pertengahan bulan Agustus ini, segala upaya tersebut belum juga membuahkan hasil.
Johannes Rettob, Plt. Bupati Mimika mengatakan, sebagai kepala daerah dirinya bersama Tim Anggaran sudah melakukan berbagai upaya agar angka Rp7,5 triliun bisa terjawab.
“Saya juga sudah minta Tim Anggaran untuk maksimal bekerja agar target ini tercapai. Kami sudah perjuangkan sampai ke pusat, termasuk koordinasi dengan Freeport tapi belum mendapatkan jawaban,” ujar Johannes Rettob.
Di hadapan puluhan awak media dalam acara media gathering yang berlangsung di salah satu hotel di Timika, Jumat 16 Agustus 2024, Johannes Rettob mengatakan, seharusnya APBD Mimika 2024 cukup diangka Rp6 triliun saja.
“Ini istilahnya kemauan besar tapi tidak memperhitungkan dengan matang. Angka pasnya seharusnya Rp6 triliun. Yang terjadi sekarang angka Rp7,5 triliun belum bisa tercapai, sehingga terjadi defisit Rp800 miliar,” pungkasnya.
Dikatakan, dalam sisa waktu masa jabatannya sampai September mendatang, pihaknya akan terus melakukan upaya-upaya untuk bisa mendapatkan suntikan dana tambahan.
“Kita akan terus upayakan, namun kalau mentok yah kita jalan saja dengan anggaran yang ada,” timpal Johannes Rettob.
Inccumbent yang akan maju lagi sebagai calon Bupati Mimika pada Pilkada November mendatang menuturkan, dirinya belum diundang DPRD Mimika terkait dengan pembahasan APBD Perubahan 2024.
Sebelumnya Petrus Yumte, Pj Sekda Mimika menjelaskan, dalam rapat Tim Anggaran bersama Bupati di Jakarta beberapa waktu lalu sudah dipastikan Pemda Mimika mengalami defisit Rp800 miliar.
Terkait dengan kondisi keuangan ini, Petrus menyampaikan akan dilakukan evaluasi menyeluruh termasuk mengurangi belanja pegawai.
Tim Anggaran sudah mulai melakukan evaluasi program dan kegiatan yang tidak bisa dikerjakan tahun ini dapat dipending ke tahun depan.
Sementara Viktor Kabey, SE, politikus yang juga mantan Anggota DPRD Mimika mengatakan, defisit terjadi akibat faktor pendapatan daerah berkurang.
Sementara di sisi lain terjadi peningkatan belanja pemerintah, serta kebijakan fiskal yang tidak optimal.
“Ini terjadi karena jumlah pendapatan lebih kecil dari belanja daerah. Kalau boleh Tim Anggaran bisa mencari pertolongan ke Pemerintah Pusat,” ujarnya.
Viktor menyarankan, solusi yang bisa dilakukan Pemda Mimika terkait dengan kondisi ini yaitu segera lakukan refocusing, dengan membatalkan program dan kegiatan yang dianggap tidak relefan atau ditunda tahun depan.
Karena jika ini tidak dilakukan maka Pemda Mimika akan tinggalkan utang ke tahun depan.
Dan imbasnya adalah para pengusaha atau pihak ketiga yang terpaksa tahun ini tidak bisa menerima bayaran atas kegiataan yang sudah mereka kerjakan.
“Kegiatan-kegiatan yang bisa ditunda untuk menghembat anggaran seperti perjalanan dinas, biaya rapat, honorarium, belanja bimbingan teknis dan lain sebagainya,” paparnya. (Redaksi)