ADVERTISEMENT
Minggu, Juni 1, 2025
Koran Papua
No Result
View All Result
  • Papua
  • Nusantara
  • Politik
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Opini
  • Pendidikan
  • Foto
Koran Papua
No Result
View All Result
  • Papua
  • Nusantara
  • Politik
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Opini
  • Pendidikan
  • Foto
ADVERTISEMENT
Home Ekonomi

Pasokan Petani Lokal Menurun Drastis, Harga Cabai di Timika Melambung Tinggi

Kalau cuaca hujan ekstrem begini, hampir semua tanaman susah pertumbuhannya. Pembibitan juga susah karena memang butuh sinar matahari.

13 Juli 2024
0
Pasokan Petani Lokal Menurun Drastis, Harga Cabai di Timika Melambung Tinggi

Nampak barang jualan Ibu Eca, di Pasar Sentral, Jalan Hasannudin Timika. (foto:redaksi/koranpapua.id)

Bagikan ke FacebookBagikan ke XBagikan ke WhatsApp

TIMIKA, Koranpapua.id- Harga sejumlah komoditas bahan kebutuhan pokok yang dijual pedagang di Pasar Sentral, Jalan Hasannudin Timika, Papua Tengah terus merangkak naik.

Salah satu komoditas yang paling tinggi mengalami kenaikan harga yakni, cabe rait dan cabe keriting.

ADVERTISEMENT

Dalam beberapa hari terakhir ini, pedagang di pasar terbesar di Timika itu melepas dengan harga Rp120 ribu per kilogram.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Dengan demikian harga cabe naik Rp40 ribu dari harga sebelumnya Rp80 ribu per kilogramnya.

Baca Juga

Kelangkaan Beras SPHP di Mimika, Bulog Sarankan untuk Sementara Beralih ke Beras Premium

Masyarakat Adat Papua Harus Memiliki Kendali Penuh, Tidak Boleh Terpinggirkan oleh Investor

Selain cabe, ada beberapa komoditas lain yang juga mengalami kenaikan harga. Diantaranya, tomat, bawang putih, dan kentang.

Ibu Eca, salah satu pedagang mengatakan untuk harga tomat dari Rp30 ribu per kilogram, naik menjadi Rp40 ribu per kilogram.

Sedangkan bawang putih dari Rp40 ribu per kilogram, naik hingga Rp45 ribu per kilogram.

Begitu pun harga kentang dari Rp20 ribu per kilogram, naik menjadi Rp40 ribu per kilogram.

Berdasarkan pengakuan para pedagang di Pasar Sentral Timika ini, kenaikan harga disebabkan karena kurangnya stok di pasaran.

“Ini lagi naik semua harganya karena stok kurang, khususnya yang dari lokal Timika beberapa minggu belakangan ini sangat sedikit,” ujar ibu Eca.

Menurutnya, hampir sebagian besar komoditas yang dijual saat ini adalah barang kiriman dari jawa atau diambil dari luar Kabupaten Mimika.

Kurangnya stok komoditas lokal ini diakui oleh Nanang, salah satu petani di kawasan SP4, Timika.

Nanang mengaku hampir sebagian besar tanamannya mengalami gagal panen akibat faktor cuaca.

“Kalau cuaca hujan ekstrem begini, hampir semua tanaman susah pertumbuhannya. Pembibitan juga susah karena memang butuh sinar matahari,” jelas Nanang.

Dengan tingginya curah hujan di Timika mengakibatkan daun tanaman menjadi keriting.

“Kalau gak keriting yah dia cacar seperti ini,” jelasnya sembari memperlihatkan tanaman cabai yang ia tanam sejak tiga bulan lalu.

Nanang mengaku dari 6.000 bibit cabai yang ditanam, hampir semuanya terkena cacar dan daunya mulai kriting.

“Kalau cuaca tidak ekstrem hasil panennya bisa dua sampai tiga kuintal. Tapi ini bisa dilihat sendiri cuma tiga empat kiloan saja,” papar Nanang.

Dikatakan, dirinya sudah mengeluarkan modal sebesar Rp20 juta terhitung sejak awal penanamannya.

“Saya kemarin tanam tiga gulung itu modalnya Rp15 juta sampai Rp20 juta. Sama sekali tidak balik modal. Paling baliknya gak sampai satu persen, karena semua cacar, tidak ada yang berhasil. Saya rencana mau semprot lagi ini untuk tanam yang lain,” keluhnya. (Redaksi)

I am raw html block.
Click edit button to change this html

Cek juga berita-berita Koranpapua.id di Google News

Baca Artikel Lainnya

Kelangkaan Beras SPHP di Mimika, Bulog Sarankan untuk Sementara Beralih ke Beras Premium

Kelangkaan Beras SPHP di Mimika, Bulog Sarankan untuk Sementara Beralih ke Beras Premium

31 Mei 2025
Masyarakat Adat Papua Harus Memiliki Kendali Penuh, Tidak Boleh Terpinggirkan oleh Investor

Masyarakat Adat Papua Harus Memiliki Kendali Penuh, Tidak Boleh Terpinggirkan oleh Investor

31 Mei 2025
PGI Sampaikan Rasa Duka Atas Terbunuhnya Mama Hetina di Distrik Sugapa Intan Jaya

PGI Sampaikan Rasa Duka Atas Terbunuhnya Mama Hetina di Distrik Sugapa Intan Jaya

31 Mei 2025
Konsep Otomatis

Pembakaran 10 Unit Rumah di Puncak Jaya Diduga Dilakukan Kelompok yang Teroganisir

31 Mei 2025
Kemenkeu Tetapkan Dana Desa 2025 untuk Papua Tengah, Puncak Jaya Terbesar Rp275.517.473.000

Kemenkeu Tetapkan Dana Desa 2025 untuk Papua Tengah, Puncak Jaya Terbesar Rp275.517.473.000

29 Mei 2025
Festival Golden of Papua Central 2025 Resmi Dibuka, Jadi Panggung Ekspresi Seni dan Budaya Mimika

Festival Golden of Papua Central 2025 Resmi Dibuka, Jadi Panggung Ekspresi Seni dan Budaya Mimika

29 Mei 2025
Next Post
KPU Beberkan Jumlah Pemilih Potensial di Pilgub Papua Tengah 1.076.467 Orang

KPU Beberkan Jumlah Pemilih Potensial di Pilgub Papua Tengah 1.076.467 Orang

Paslon Perseorangan Hanya Kabupaten Deiyai dan Dogiyai

Paslon Perseorangan Hanya Kabupaten Deiyai dan Dogiyai

Lokasi Longsor yang Memakan Tujuh Korban Jiwa di Distrik Tembagapura Disebut Warga Setempat ‘Wini’

Lokasi Longsor yang Memakan Tujuh Korban Jiwa di Distrik Tembagapura Disebut Warga Setempat ‘Wini’

Koran Papua

© 2024 Koranpapua.id

Menu

  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • Papua
  • Nusantara
  • Politik
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Opini
  • Pendidikan
  • Foto

© 2024 Koranpapua.id