TIMIKA,Koranpapua.id- Lahan di wilayah Mile 21, Kampung Nawaripi, Distrik Wania, Kabupaten Mimika, Papua Tengah merupakan milik masyarakat adat Mimika Wee (Kamoro).
Lahan itu selama puluhan tahun dipakai oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk mendukung operasional perusahaan.
Dan setelah Freeport tidak menggunakan lahan itu lagi, maka dikembalikan ke masyarakat adat Nawaripi, Koperapoka dan Nayaro sebagai pemilik ulayat.
Hal itu disampaikan Dr. Leonardus Tumuka, Tokoh Pemuda Mimika Wee (Kamoro) ketika meninjau ke lahan Mile 21, Rabu 26 Juni 2024 lalu.
Lahan di sepanjang jalan lintas menuju Mile 21, beberapa waktu lalu sudah dibagikan kepada tokoh-tokoh adat dan warga asli Nawaripi, Koperapoka dan Nayaro.
“Tanah ini milik kami, dan tidak ada satu pihak atau satu orangpun yang mengklaim itu tanah mereka,” tegas Leo yang didampingi Nobertus Ditubun, Kepala Kampung Nawaripi.
Dikatakan, bila ada para pihak yang mengklaim bahwa lahan Mile 21 milik mereka, perlu menunjukan identitas dirinya sebagai anak asli orang Mimika Wee.
“Kalau bukan orang Kamoro jangan klaim sembarang, itu serakah namanya,” tegasnya.
Ia menyampaikan apa yang sudah diputuskan dengan membagikan kepada tokoh-tokoh dan warga Nawaripi, Koperapoka dan Nayaro sudah sangat tepat. Meski demikian dengan syarat tidak boleh menjual tanah ini.
Usai tinjau lahan, Leo berkesempatan melihat lokasi pembangunan empat unit rumah percontohan yang dibiayai dari Dana Kampung Nawaripi.
Empat unit rumah ini dibangun dalam waktu dekat, setelah dana desa cair. Pembangunan satu unit menghabiskan biaya Rp125.000.000, dengan konstruksi rumah panggung.
Ia berharap empat unit rumah ini diserahkan ke warga asli Nawaripi, Koperapoka dan Nayaro.
Setelah rumah ini selesai dibangun, Leo mengatakan dirinya akan mengantar dokumentasinya ke Kementerian PUPR, Pemkab Mimika, PTFI dan ke Pemerintah Provinsi Papua Tengah.
Sebagai tokoh pemuda, ia berterima kasih kepada Pemerintah Kampung Nawaripi yang memberi perhatian lebih ke masyarakat asli Mimika.
“Jika tidak ada halangan pada bulan Juni atau awal Juli diadakan peletakan batu pertamanya,” katanya. (Redaksi)