TIMIKA, Koranpapua.id- Penyakit difteri sepekan ini menjadi perhatian serius Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.
Untuk kejelasan penyakit ini sudah ada di Timika, Dinkes masih menunggu konfirmasi hasil dari Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya.
Apakah sudah ada penderita difteri yang dirawat di rumah sakit dan fasilitas kesehatan di Mimika ?
Berikut keterangan dr. Antonius Pasulu, Sp.THT-KL.M.Kes, Direktur RSUD Mimika kepada koranpapua.id, Senin 3 Juni 2024.
Dokter Anton mengatakan pada tanggal 27 Mei 2024, RSUD menerima dua pasien kakak beradik berusia lima dan tujuh tahun.
Setelah dilakukan pemeriksaan medis, kakak beradik tersebut didiagnosa terpapar difteri, sehingga dilakukan perawatan intensif di ruang isolasi.
Namun pada perawatan hari ketujuh, nyawa adiknya yang berusia lima tahun tidak dapat tertolong karena komplikasi berat yang dialaminya.
Sementara untuk kondisi kakaknya saat ini menunjukkan perbaikan dari keluhan sebelumnya.
“Adiknya tidak tertolong. Kita doakan kakaknya bisa kembali pulih,” ujar dokter Anton.
Dokter Anton menuturkan, dari penelusuran diketahui bahwa kedua anak tersebut sama sekali belum mendapatkan vaksinasi/imunisasi difteri.
Dokter Anton menjelaskan, difteri merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri corynebacterium diphteriae.
Bakteri ini dapat tertular di segala usia, namun sering pada anak-anak.
Penularannya melalui partikel udara, percikan air liur saat bersin atau batuk.
Bisa juga penularan melalui permukaan barang yang terkontaminasi dan luka yang terinfeksi.
“Pada sebagian kasus penderita difteri mungkin tidak merasakan gejala apapun, sementara sebagian mengalami gejala ringan sampai berat,” papar dokter Anton.
Adapun gejala yang timbul adalah demam, batuk, nyeri tenggorokan, suara serak sampai dengan sesak napas.
Pada pemeriksaan didapatkan pembengkakan pada leher, terdapat lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi amandel pada tenggorokan juga didapatkan pada bagian hidung.
Bakteri ini dapat menghasilkan toxin (racun) yang merusak jaringan di hidung dan tenggorokan yang menyebabkan sumbatan pada jalan napas atas dan bawah.
Serta dapat menyebar ke aliran darah. Hal ini dapat mengakibatkan komplikasi ke jantung, paru, ginjal dan saraf yang dapat menyebabkan kematian.
Dokter Anton memberikan beberapa langkah sebagai upaya pencegahan:
- Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
- Menerapkan protokol kesehatan jika sedang sakit atau berada dalam kerumunan
- Yang paling penting adalah memperoleh vaksinasi difteri.
Karena itu dokter Anton berpesan kepada orang tua agar dapat memastikan anak-anaknya untuk memperoleh vaksinasi.
Ini bertujuan agar terbentuk kekebalan tubuh terhadap penyakit- penyakit menular yang berbahaya termasuk penyakit difteri. (Redaksi)