TIMIKA, Koranpapua.id- Kampanye terbuka Partai Buruh di Timika yang dipusatkan di lapangan eks Pasar Swadaya, Jumat 26 Januari 2024 dihadiri ribuan massa yang berasal dari enam Daerah Pemilihan (Dapil) di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.
Para pendukung setia Partai Buruh ini menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat mendatangi lokasi kampanye dengan melakukan konvoi dari Jalan Cenderawasih sekitar pukul 12.00 WIT.
Baju warna oranye sebagai identitas sambil membentangkan bendera Partai Buruh membuat sejumlah ruas jalan yang dilewati penuh sesak.
Pukul 13.30 WIT Presiden Buruh Said Iqbal didampingi Ketua Exco Buruh Mimika Sirhan Salilama bersama para Caleg DPRD Mimika, Papua Tengah dan DPR RI tiba di lapangan kampanye.
Rombongan disambut dengan pengalungan tas noken ayaman Kamoro dan pemakaian topi khas Papua. Selanjutnya diarak dengan tarian Seka Kamoro menuju panggung kampanye.
Di atas panggung, Said Iqbal menyalami para simpatisan. Sementara Sirhan memperkenalkan masing-masing Caleg yang tersebar di enam Dapil.
Sirhan mengatakan 70 persen Caleg Buruh putra-putri anak daerah Kamoro dan Amungme serta lima suku kekerabatan dan sisanya 30 persen anak-anak Nusantara.
Sirhan menegaskan Partai Buruh merupakan partai yang mencalonkan putra daerah terbanyak. Di hadapan massa pendukung, Sirhan mendorong orang Kamoro dan Amungme memilih Caleg asal Kamoro dan Amungme menjadi wakil rakyat di daerahnya.
Said Iqbal, Presiden Buruh Indonesia menjelaskan Partai Buruh secara Nasional melakukan kampanye akbar perdana di Timika Papua Tengah.
Partai Buruh dalam kampanye ini memperjuangkan penghapusan ketimpangan sosial. Dimana yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin.
Oleh karena itu, Partai Buruh akan berjuang memperkecil angka ketimpangan sosial sehingga antara orang kaya dan miskin tidak terlalu jauh berbeda.
Partai Buruh memperjuangkan kenaikan upah buruh yang layak sebesar 15 persen berlaku di seluruh Indonesia, memperjuangkan memberikan jaminan sosial, jaminan makanan, pendidikan dan kesehatan, perumahan dan air bersih serta jaminan pengangguran.
Hal lain memperkecil ketimpangan sosial adalah mengembalikan hak tanah ulayat kepada pemangku kepentingan adat.
Papua katanya milik orang Papua, Papua adalah bagian dari Indonesia harus lebih sejahtera masyarakatnya sejajar dengan masyarakat di daerah lain.
Partai Buruh akan memperjuangkan lapangan kerja, jangan dikuasi pekerja asing terutama tambang di Papua, Morowali maupun tambang-tambang lainnya.
Dalam merekrut tenaga kerja harus mengutamakan tenaga lokal atau orang Indonesia lebih banyak menempati posisi penting.
“Tenaga kerja buruh kasar asing tidak boleh ada karena pekerjaan tersebut bisa dikerjakan oleh pekerja lokal,” katanya.
Selain itu dalam melakukan eksplorasi tambang tanah adat harus wajib hukumnya mendapat ijin dari rakyat maupun tokoh adat di Indonesia.
Tidak boleh ada lagi pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), tidak boleh ada kekerasan negara terhadap rakyat. Rakyat yang sedang berjuang harus mendapatkan ruang yang sama untuk menyuarakan tentang kemiskinan.
Lingkungan hidup tidak boleh dirusaki karena penambangan-penambangan dan hak ulayat adat harus dijunjung tinggi. Tidak boleh dilakukan kelicikan-kelicikan untuk singkirkan orang yang mempunyai hak ulayatnya ke tempat lain.
Ia mengatakan dalam parlemen Partai Buruh berdasarkan survey internal buruh kelas pekerja menempati angka 4,778 persen. Partai Buruh lolos ke Senayan. (Redaksi)