KITA kini memiliki tiga pasangan Capres Cawapres yang akan kita pilih di tanggal 14 February 2024 nanti.
Pasangan no urut 1, Prof. Dr. Anis Rasyid Baswedan dan Dr.hc Muhaimin Iskandar, pasangan no urut 02: Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dan Pasangan 03: Ganjar Pranowo dan Prof Dr. Mahfud MD.
Apapun yang terjadi dalam proses pencapresan mereka, status mereka sebagai paslon sudah sah, legal dan final. Rakyat tinggal memilih mana yang menurut rakyat terbaik buat masa depan negeri ini.
Saat ini masih ada yang mencoba menyuarakan bahwa Prabowo Subianto adalah penjahat HAM yang menculik dan menghilangkan nyawa aktivis Reformasi 1998, pembantai rakyat di Timtim juga pembantai rakyat di Papua.
Penulis mengingatkan bahwa peristiwa di timtim itu terjadi sekitar tahun 1976 hingga tahun 1992, peristiwa Mapenduma dan sandera taman Lorentz terjadi di tahun 1996 dan penculikan aktivis itu terjadi di tahun 1998.
Setelah itu, Prabowo Subianto telah mengikuti berbagai konstestasi Pilpres: mengikuti konvensi Capres Partai Golkar di tahun 2003, menjadi Cawapres Megawati Sukarnoputri di tahun 2009, menjadi Capres di tahun 2014 dan 2019.
Selain itu Prabowo Subianto juga mendirikan Partai Gerindra pada tahun 2008 yang kini menjadi salah satu partai besar di negeri ini. Semua peristiwa tersebut adalah peristiwa politik yang dipenuhi dengan berbagai persyaratan legal formal.
Negara telah menerima beliau dengan peran sentral dalam perisiwa peristiwa politik tersebut secara sah, baik sebagai peserta konvensi Golkar, sebagai cawapres maupun sebagai capres.
Rakyatpun menerimanya dan banyak juga yang memberikan suara mendukung Prabowo Subianto dalam berbagai peristiwa politik tersebut.
Oleh karena itu adalah tidak wajar dan bahkan tidak konsisten jika saat ini masih saja mengangkat isu- isu lama tersebut dan menuntut agar Prabowo Subianto tidak diikutkan dalam konstestasi Pilpres tahun 2024 ini, atau jangan dipilih hanya akarena berbagai isu HAM tersebut.
Tuntutan itu tidak bisa diterima sama sekali. Peristiwa peristiwa tersebut tentu tidak bisa dihapus dalam catatan hidup Prabowo Subianto namun sudah tidak bisa diangkat sebagai unsur yang memberatkan pencalonan Prabowo.
Beliau sah menjadi Capres dan memiliki hak yang sama dengan para Capres lainnya untuk dipilih rakyat. Titik, tidak ada lagi perdebatan soal ini.
Walaupun sudah mulai menghilang saat ini, namun di awal awal pencalonannya Prof Dr. Anies rasyid Baswedan juga mengalami penolakan dari para penentangnya dengan tuduhan terindikasi sebagai bagian dari kelompok Radikal dan anti toleransi.
Tuduhan itu dikaitkan dengan peristiwa politik Pilkada DKI 2017 Ketika Prof Anies berhadapan dengan Basuki Tjahya purnama. Namun sejujurnya jika kita melihat rekam jejaknya selama 5 tahun memimpin DKI tuduhan itu sama sekali tdak terbukti.
Bahkan kebijakan yang diambilnya selama menjabat sebagai gubernur DKI adalah kebijakan- kebijakan yang inklusif dan terbuka serta sangat supportif terhadap seluruh kelompok agama dan Suku. Prof Dr. Anis Rasyid Baswedan jelas bukan pribadi yang radikalis agama dan anti toleransi.
Beliau sah sebagai Capres negeri ini dan memiliki hak yang sama dan sejajar dengan Capres lainnya untuk dipilih rakyat sebagai Presiden negeri ini. Fakta ini tidak perlu diperdebatkan lagi.
Capres no 03, Ganjar Pranowo tidak memiliki catatan negative apapun yang signifikan yang bisa menjadi dasar penolakan keabsahannya sebagai Capres.
Memang pada awal sekali, sebagian kecil dari penggila sepak bola marah kepada Ganjar Pranowo karena pernyataannya yang menolak pelaksanaan piala dunia U20 karena kehadiran kesebelasan Israel.
Saat ini mayoritas dari para penolak tersebut sudah menyadari bahwa tidak ada bukti yang jelas bahwa pembatalan pelaksanaan Pildun U20 itu disebabkan secara langsung oleh pernyataan Ganjar Pranowo.
Banyak alasan lain yang jauh lebih logis seperti alasan keamanan atau kesiapan infrastruktur. Para penggila bola tersebut juga sudah cukup terhibur dengan pelaksanaan Pildun U17 dimana Indonesia di daulat sebagai tuan rumah terbaik.
Juga kekejaman Israel pada rakyat Palestina dalam perang dengan Hamas di Gaza saat ini juga menunjukkan bahwa penolakan kehadiran kesebelasan Israel justru sesuai dengan aspirasi mayoritas warga Indonesia yang sangat memihak rakyat palestina. Isu piala dunia U20, sudah basi jika diangkat sebagai basis penolakan atas Ganjar Pranowo.
Adapun mengenai cawapres hanya pencalonan Gibran Rakabuming yang sempat menimbulkan pro kontra soal keputusan di MK, pencalonan Dr.Hc Muhaimin Iskandar sempat menarik perhatian karena drama yang dimainkan oleh salah satu Parpol yang merasa dikhianati oleh rekan koalisinya.
Sementara pencalonan Prof Mahfud praktis bersih dari gejolak apapun. Rakyat Indonesia saat ini memiliki 3 Capres yang merupakan kader terbaik bangsa ini dengan pasangan masing masing untuk dipilih pada tanggal 14 pebrury 2024 dengan damai, riang dan rasional.
Masih tersisa 1 bulan lagi, kita akan menuju TPS dan memberikan hak suara kita. Semoga semuanya berlangsung lancar, damai, gembira dan membawa optimisme bangsa. (bersambung)
BCU, 3 January 2023.
Ignas Iryanto.