TIMIKA, Koranpapua.id- Pernyataan dan tindakan persekusi oleh oknum pengurus salah satu Organisasi Masyarakat (Ormas) terhadap mahasiswa Papua di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan tindakan arogansi yang berlebihan.
Terkait pernyataan yang dilontarkan kepada mahasiswa Papua di Kupang, Sabtu 30 September 2023 lalu, Ketua Umum Ikatan Kerukunan Flobamora (IKF) Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Marthen LL Moru menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Papua.
Marthen mengatakan, pernyataan dan perlakuan oknum pengurus Ormas tersebut sangat tidak pantas dan dapat melukai hati masyarakat Papua.
“ Mewakili pengurus dan warga Flobamora di Mimika, saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Secara pribadi dan paguyuban saya mengecam tindakan persekusi tersebut,” tegas Marthen kepada media ini, Rabu 4 Oktober 2023.
Sebagai warga NTT yang sudah cukup lama tinggal dan menetap di tanah Papua sangat mengetahui dan memahami sifat dan karakter saudara-saudara Papua.
Karenanya aksi demo damai yang dilakukan mahasiswa Papua di Kupang, tidak perlu ditanggapi dengan pernyataan dan perlakuan yang berlebihan.
“Itu pernyataan oknum, bukan mewakili masyarakat Flobamora. Untuk itu, kami berharap persoalan yang terjadi di Kupang tidak ada kaitannya dengan suku,” pinta Marthen.
Dikatakan, saat ini warga Flobamora yang bekerja, dan menetap di tanah Papua bisa mencapai belasan ribu orang. Khusus untuk di Timika, Kabupaten Mimika sudah mencapai sekitar tujuh ribuan lebih.
Dan selama tinggal dan menetap di Papua, warga Flobamora diterima dan diperlakukan dengan baik oleh warga Papua.
“Saya sangat berharap dengan adanya kasus ini tidak berdampak terhadap hubungan persaudaraan antara warga Flobamora dan saudara Papua menjadi renggang,” tandas Marthen.
Marthen juga mendesak kepada oknum Ormas tersebut untuk segera melakukan permintaan maaf dan klarifikasi terhadap semua pernyataan dan tindakannya.
“Warga Flobamora di Timika sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan Papua, jadi perlakuan oknum tersebut sama saja dengan melukai hati kami juga,” tegas Marthen.
Kepada tokoh masyarakat, tokoh perempuan, tokoh pemuda, tokoh adat dan seluruh masyarakat di tanah Papua, sekali lagi Marthen menyampaikan permohonan maaf. (Redaksi)