TIMIKA, Koranpapua.id- Valentinus S. Sumito. S.IP, M.Si secara resmi telah melepaskan jabatan sebagai Penjabat Bupati Mimika, Senin 4 September 2023.
Pelepasan jabatan ditandai dengan penyerahan serah terima jabatan (Sertijab) dari Valentinus kepada Bupati Mimika, Dr. Eltinus Omaleng, SE, MH dan penandatanganan berita acara pengaktifan kembali Eltinus Omaleng yang disaksikan Pj Gubernur Papua Tengah, Ribka Haluk.
Sebelum pamit mundur meninggalkan Timika, ibukota Kabupaten Mimika yang selama dua bulan lebih atau sejak dilantik sebagai Pj Bupati tanggal 20 Juni 2023, Valentinus sempat menitipkan pesan dan nasehat yang cukup indah.
Nasehat itu bisa menjadi bahan renungan semua kalangan, namun lebih khusus kepada mereka yang saat ini dipercayakan memegang suatu jabatan tertentu.
“ Moment Sertijab ini menjadi kesempatan yang sangat luar biasa. Saya mau menunjukan kepada semua bahwa apa yang dipermasalahkan di dua setengah bulan yang lalu tentang kehadiran saya di Timika itu tidak beralasan,” kata Valentinus mengawali sambutan pada acara Sertijab di Graha Eme Yauware.
Pernyataan Valentinus seakan menunjukan bahwa kehadirannya di Timika tidak mempunyai kepentingan sebagaimana diprediksi banyak orang. Tetapi keberadaannya adalah murni melaksanakan perintah tugas oleh atasannya untuk mengisi kekosongan jabatan pimpinan daerah.
Valentinus membuktikan pernyataannya ketika usai dilantik sebagai Pj Bupati Mimika. Bahwa dirinya akan langsung menyerahkan jabatan setelah adanya putusan bebas terhadap kasus yang menjerat Eltinus Omaleng.
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menerbitkan Surat Keputusan (SK) pengaktifan kembali Eltinus Omaleng tanggal 31 Agustus dan Kemendagri menerima surat pengajuan permohonan pengaktifan kembali dari kuasa hukum Eltinus Omaleng pada 2 Agustus 2023.
Hanya dalam waktu dua hari Valentinus langsung membuktikan pernyataannya dengan melaksanakan Sertijab. “ Saya sudah terima SK pemberhentian sebagai Pj Bupati dan SK pengaktifan kembali Eltinus Omaleng tanggal 1 September. Jadi saya langsung mempersiapkan memori Sertijab,” ujar Valentinus yang langsung menghubungi Koranpapua.id, Minggu 3 September atau sehari sebelum pelaksanaan Sertijab.
Keputusan cepat menyerahkan kembali jabatan kepada Eltinus Omaleng, Valentinus ingin memberikan pelajaran berarti kepada semua pejabat bahwa jabatan tidak abadi, dan harus dengan sukacita menyerahkan ketika masa jabatan telah berakhir.
Tidak sampai disitu, Valentinus juga menitipkan nasehat yang sangat mengesankan yang disampaikan pada akhir sambutannya setelah menyerahkan jabatannya kepada Bupati Eltinus Omaleng.
Berikut pesan dan nasehat yang dikemas cukup indah tersebut :
“ Saya mendapatkan nasehat seperti halnya saya pertama kali mendapatkan kepercayaan dari Kemendagri sebagai Pj Bupati Mimika. Nasehat ini saya dapat dari Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.
Hidup itu seperti uang yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Ketika orang memuji milikku aku berkata bahwa ini hanya titipan saja.
Bahwa mobilku adalah titipannya. Bahwa rumahku adalah titipannya, bahwa hartaku adalah titipannya. Bahwa putra putriku hanyalah titipannya.
Tetapi mengapa aku tidak pernah bertanya, mengapa Dia menitipkan kepadaku, untuk apa Dia menitipkan semuanya kepadaku ?
Dan kalau bulan milikku apa yang seharusnya aku lakukan untuk milikNya ini. Mengapa hatiku terasa berat ketika titipan itu diminta kembali olehnya.
Malahan ketika diminta kembali ku sebut itu sebagai musibah, ku sebut itu sebagai ujian, ku sebut itu sebagai petaka. Ku sebut itu apa saja untuk melukiskan bahwa semua itu adalah derita.
Ketika aku berdoa kuminta titipan yang cocok dengan kebutuhan duniawi. Aku ingin lebih banyak harta. Aku ingin lebih banyak mobil, aku ingin lebih banyak popularitas dan ku tolak sakit, ku tolak kemiskinan seolah semua derita adalah hukuman bagiku.
Seolah keadilan dan kasihnya harus berjalan seperti penyelesaian matematika dan sesuai dengan kehendakku. Aku rajin beribadah maka selayaklah derita itu jauh dariku, dan nikmat dunia seharusnya kerap menghampiriku.
Betapa curangnya aku. Ku perlakukan dia seolah mitra dagangku dan bukan sebagai kekasih. Kuminta dia membalas kebaikanku dan menolak keputusannya yang tidak sesuai dengan keinginanku.
Allah.. padahal setiap hari kuucapkan hidup dan matiku hanyalah untukMu. Yah Allah.. ampunilah aku. Yah Allah mulai hari ini ajari aku agar selalu menjadi pribadi yang selalu bersyukur dalam setiap keadaan.
Dan menjadi bijaksana dan mau menuruti kehendakMu saja yah Allah, sebab aku yakin Engkau memberikan anugerah dalam hidupku, kehendakMu adalah yang terbaik bagiku.
Ketika aku ingin hidup kaya, aku lupa bahwa hidup itu sendiri adalah sebuah kekayaan. Ketika aku berat untuk memberi, aku lupa bahwa semua yang aku miliki adalah semua pemberian.
Ketika aku ingin menjadi orang yang terkuat, aku lupa bahwa dalam kelemahan Tuhan memberikan aku kekuatan. Ketika aku takut rugi, aku lupa bahwa hidupku adalah sebuah keberuntungan karena anugerahNya.
Ternyata hidup ini sangat indah ketika kita selalu bersyukur kepadaNya. Bukan karena hari ini kita bahagia, tetapi karena kita bahagia maka hari ini menjadi indah.
Bukan karena tak ada rintangan menjadi optimis, tetapi karena kita optimis rintangan akan menjadi terasa. Bukan karena mudah kita yakin bisa, tetapi karena kita yakin maka itu bisa.
Bukan karena semua baik kita tersenyum, tetapi karena kita tersenyum maka semua menjadi baik. Tak ada hari yang menyulitkan kita, kecuali kita sendiri yang membuat sulit.
Bila kita tidak bisa menjadi jalan besar, cukuplah menjadi jalan setapak yang bisa dilalui orang. Bila kita tidak bisa menjadi matahari, cukuplah menjadi lentera yang dapat menerangi sekitar kita. Bila kita tidak bisa berbuat sesuatu untuk seseorang, maka berdoalah untuk kebaikan. (Redaksi)