Timika – Sebanyak 486 Orang Muda Katolik (OMK) dari enam dekenat di Keuskupan Timika menjalani live in di lima paroki di wilayah Dekenat Timika Agimuga.
Lima paroki ini, yakni Paroki Emanuel Mapuru Jaya, Paroki Santo Stefanus Sempan, Paroki Katedral Tiga Raja, Paroki Santa Sisilia SP2 dan Paroki Santo Petrus SP3.
Pelaksanaan live in berlangsung selama empat hari terhitung Rabu 14 sampai Sabtu 17 Juni 2023. Kegiatan ini merupakan rangkaian acara Pra Indonesian Youth Day (IYD) ke-tiga yang akan berlangsung di Keusupan Agung Palembang tanggal 26-30 Juni mendatang. IYD ke 3 mengangkat tema ‘Orang Muda Katolik, Bangkit dan Bersaksilah’.
RP. Maximilianus Dora, OFM selaku Ketua Kepemudaan Keuskupan Timika dalam jumpa pers di Aula Paroki Santo Stefanus Sempan, Rabu 14 Juni menyebutkan, OMK dari enam dekenat yang ikut dalam kegiatan ini yakni, Dekenat Teluk Cenderawasih, Dekenat Kamu Mawia, Dekenat Tigi, Dekenat Paniai, Dekenat Moni Puncak Jaya dan Dekenat Timika Agimuga.
RD Maxi menjelaskan, sesuai rencana awal peserta dari dekenat pegunungan mengutus masing-masing 45 orang. Sementara untuk dekenat Timika Agimuga sebagai tuan rumah tidak dibatasi jumlah pesertanya.
Semua peserta menyebar di lima paroki, dengan kuato setiap paroki 130 orang. Selama live in para peserta tinggal bersama orangtua angkat. “Kita di Sempan dan Paroki St Sisilia SP mendapat peserta dari Dekenat Tigi Paniai. Mereka tersebar di keluarga-keluarga yang sudah disiapkan panitia,” jelasnya.
Pastor Paroki Santo Stefanus Sempan ini mengungkapkan semula target peserta live in 700-1000 orang. Namun dikarenakan Dekenat Moni-Puncak Jaya situasi keamanan belum kondusif, sehingga hanya mengirim 18 peserta dari kuota yang ditetapkan 45 orang. Sementara untuk paroki lain pesertanya lebih dari 100 orang.
Semua jadwal acaranya sudah disiapkan oleh panitia besar Pra IYD Keuskupan Timika. Kegiatan diawali dengan live in, selanjutnya peserta mengikuti acara puncak Pra IYD yang berlangsung di venue utama halaman Gelael tanggal 19 Juni.
Selama di venue utama peserta akan dibekali berbagai materi, kegiatan ditutup dengan misa perutusan tanggal tanggal 21 Juni. Selama live in peserta juga mengikuti sejumlah kegiatan yang sudah dipersiapkan panitia lokal di masing-masing paroki.
Kegiatan ini bukan sekedar dibuat-buat oleh keuskupan, melainkan sudah disiapkan oleh panitia IYD ke 3 untuk dilaksanakan OMK di 38 Keuskupan di Indonesia.
“Pagi orangtua angkat antar mereka ikut misa di paroki dan ikut kegiatan lainnya seperti sharing kitab suci, olahraga bersama dan lain-lain. Siangnya orangtua antar makanan dan sore jemput kembali ke rumah,” jelas RD Maxi.
Sesuai agenda pada tanggal 16 Juni atau hari ketiga live in, peserta akan mengunjungi biara Susteran Caritas SP2. Melalui kunjungan ini peserta dapat mengetahui kehidupan membiara, termasuk mendengar penjelasan para suster bagaimana tahapan untuk menjadi biarawati. Peserta juga akan mengunjungi Gua Maria Nawaripi dan wisata manggrove.
Parade IYD
Sesuai jadwal pada Sabtu 17 Juni pukul 09.00 WIT semua peserta mengikuti parade IYD ke 3. Kegiatan dimulai dengan melakukan ziara ke makam Mgr. Jhon Philip Saklil, Pr di istana Keuskupan Bobaigo Timika.
Pada kegiatan pra IYD ini, Keuskupan Timika memiliki dua salib. Salib pertama memiliki ciri khas mengenakan pakaian adat Kamoro – Mimika Wee mewakili wilayah pantai. Salib kedua mengenakan koteka menandakan ciri khas dari Papua Pegunungan.
Sesuai rencana salib dengan ciri khas pengunungan yang akan dibawa ke acara puncak IYD di Palembang, sedangkan salib ciri khas Mimika Wee ditinggalkan di Keuskupan Timika. Meski demikian, pantia belum memutuskan, karena ada opsi lain bahwa kedua salib itu dibawa ke Palembang.
“Salib sekarang berada di Katedral Tiga Raja. Nanti dipindahkan ke Keuskupan Timika dengan devile dari kantor Keuskupan diarak menuju bundaran patung Kamoro menuju Diana. Selanjutnya melewati Jalan Budi Utomo, Jalan Hasanuddin, Jalan Yos Sudarso, Jalan Cenderawasih masuk venue utama Gelael untuk misa pembukaan pada Senin 19 Juni,” paparnya.
Misa pembukaan sesuai rencana dipimpin Uskup Keuskupan Asmat Mgr. Aloysius Murwito, OFM, sedangkan pada misa penutupan sekaligus perutusan tanggal 21 Juni dipimpin Uskup Keuskupan Jayapura Mgr. Dr. Yanuarius Teofilus Matopai You, Pr.
Usai misa pembukaan dilanjutkan dengan acara hiburan. Aneka tarian-tarian Nusantara kolaborasi dari lima daerah di Indonesia yakni, Jawa, Sumatera, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Papua akan tampil menghibur. Panitia juga mengundang grup band anak muda yang ada di Timika untuk mengisi acara.
Selama di venue utama peserta akan mendapatkan materi umum dan khusus yang diberikan beberapa pemateri. Diantaranya RD. Dr. Donatus Wea, S.Ag, Lic.Iur, Ketua STK ST. Yakobus Merauke yang menyampaikan materi tentang orang muda dan masalah ditinjau dari hukum perkawinan Gereja Katolik.
Peserta juga akan mendapatkan materi umum yang diberikan pihak kepolisian, para dokter yang memberikan materi suputar kesehatan. Sedangkan materi penyembuhan luka batin akan disampaikan oleh RD. Jhon Bunai, Pr. Kegiatan akan ditutup dengan pengakuan dosa. (Redaksi)