Timika – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Mimika dalam Tahun Anggaran 2023 telah mempersiapkan sejumlah program yang berhubungan dengan penanganan sampah di Timika.
“Kalau PTFI bisa mengurangi pembelian batu bara dari luar, kami bisa mensuplai RDF hasil olahan sampah sebagai bahan pembakar,”
Selain segera meluncurkan aplikasi Ojek Motor Sampah (OMS), yang nantinya bekerja menjemput sampah langsung di rumah-rumah warga, juga akan mendatangkan mesin Konveor dan mesin Gibrik yang digunakan untuk mengelola sampah.
Kepada Koranpapua.id, Plt Kepala DLH Mimika, Jefri Deda, S.Sos mengatakan, pengadaan dua mesin ini sesuai pagu dana yang dianggarkan dalam APBD Mimika Tahun 2023 sebesar Rp1,5 miliar.
DLH juga mengalokasikan dana dari pos anggaran yang sama sebesar Rp1,2 miliar untuk pembangunan gedung pengelolaan sampah berukuran 11 x 18. Sesuai rencana gedung tersebut akan dibangun di belakang Kantor DLH lama, Jalan Cenderawasih SP2
Dijelaskan, mesin Konveor yang memiliki roda nantinya digunakan untuk memilah sampah plastik dan sampah organik. Setelah memisahkan jenis sampah, mesin ini akan membawa sampah plastik ke mesin Gibrik.
Sampah organik selanjutnya diproses menjadi bahan makanan ulat (magot), yang bisa digunakan sebagai pupuk atau pakan ternak. Sedangkan sampah plastik setelah dikeringkan akan diolah menjadi bahan dasar pengganti batu bara yang siap dipasarkan.
Program ini diprakarsai oleh Plt Bupati Mimika, Jhon Rettob, sehingga pendanaannya akan dibiayai menggunakan APBD induk tahun 2023.
Dengan pengalihan sistem kerja sudah pasti akan berdampak terhadap pengurangan tenaga kerja pengangkut sampah, karena sebagiannya akan dialihkan ke tempat-tempat produksi.
Mereka selanjutnya akan dilatih agar bisa menggunakan peralatan mesin. Soal berapa banyak tenaga kerja yang dibutuhkan dan berapa yang nantinya digunakan untuk pelatihan, Jefri belum bisa memastikan, karena akan diusulkan pada APBD Perubahan 2023.
“Kalau PTFI bisa mengurangi pembelian batu bara dari luar, kami bisa mensuplai RDF hasil olahan sampah sebagai bahan pembakar,” ujar Jefri.
RDF dari bahan plastik yang sudah dikeringkan dapat dipakai untuk bahan pembakar kapur yang diproduksi Freeport di Tembagapura. Saat ini Kabupaten Bayumas dan Cilacap sudah menggunakan RDF sebagai pengganti batu bara.
“Dengan demikian sampah juga memiliki nilai ekonomis bagi keluarga. Masyarakat tidak lagi menganggap sampah sebagai bahan limbah yang bermasalah tetapi menjadi berkat buat keluarga,”tandas Jefri. (redaksi)