TIMIKA, Koranpapua.id- Pelantikan Pj Bupati Mimika Valentinus Sudarjanto Sumito tidak bertujuan mengambil alih kekuasaan, tetapi untuk melanjutkan program kerja Bupati Eltinus Omaleng dan Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob (OMTOB).
“Hari ini kita sama-sama membantu saudara kita Johannes Rettob. Biarkan beliau fokus menyelesaikan masalahnya. Jika pengadilan menyatakan tidak bersalah, beliau akan diaktifkan kembali”
Hal ini dikarenakan Pj Bupati Bupati Valentinus hanya sementara memimpin pemerintahan sambil menunggu keputusan pengadilan terhadap kasus yang menjerat Jhon Rettob.
“Hari ini kita sama-sama membantu saudara kita Johannes Rettob. Biarkan beliau fokus menyelesaikan masalahnya. Jika pengadilan menyatakan tidak bersalah, beliau akan diaktifkan kembali,” ujar Pj Gubernur Papua Tengah, Ribka Haluk kepada awak media di Swiss Belinn Hotel, Senin 25 Juni 2023.
Dikatakan berdasarkan perintah undang-undang maksimal 30 hari setelah diputuskan tidak bersalah, Jhon Rettob akan diaktifkan kembali. Ribka meluruskan informasi yang berkembang di masyarakat bahwa, Penjabat Bupati Mimika akan bertugas selama satu tahun.
Pemberhentian Jhon Rettob sebagai Plt Bupati, murni karena yang bersangkutan tersandung kasus hukum dan bukan karena berakhirnya masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati Mimika.
“Kalau misalnya besok atau lusa sudah ada putusan pengadilan, dinyatakan bebas dan tidak bersalah, ya kita kembalikan. Ini yang harus digarisbawahi, ini pemerintahan sifatnya sementara,” tandas Ribka.
Sementara Pj Bupati Mimika Valentinus menyampaikan bahwa dirinya sungguh merasakan ditolak masyarakat Mimika untuk menjadi PJ Bupati. Informasi terkait penolakan dirinya diperoleh dari pemberitaan sejumlah media.
Meski demikian Valentinus tidak keberatan dan merasa terganggu dengan pemberitaan, tetapi dengan begitu dirinya bisa mengetahui media mana yang perlu dibina. “ Ada media yang tidak memahami pemerintahan, tidak memahami etika jurnalistik butuh dirangkul kembali,” ujar Valentinus.
Menurutnya, pemberitaan media dapat membentuk opini dan dengan mudah membenturkan masyarakat. Karenanya kedepan Valentinus berencana menyiapkan waktu setiap saat, untuk bisa melakukan coffee morning bersama wartawan yang bertugas di Timika.
“Kita bisa curhat-curhatan bagaimana Mimika ke depan. Saya pikir ini jauh lebih bagus dan lebih cepat meredam situasi dan kesalahpahaman yang saat ini terjadi di Mimika,” katanya. Valen memandang adanya aksi penolakan merupakan sesuatu yang wajar, karena mungkin ada masyarakat yang belum mengerti.
Kepada teman-teman media pemerintah akan memberikan press release untuk dipublikasikan ke masyarakat terkait informasi yang benar seputar pelantikan Pj Bupati Mimika.
“Tolong publikasikan kebenaran bahwasanya tidak mungkin pemerintah dalam hal ini Kemendagri, Pj Gubernur dan saya sendiri mau melawan undang-undang atau melawan aturan. Kami tidak mungkin mengangkangi aturan itu,” tegasnya.
Beberapa agenda yang akan dilakukan pemerintah daerah untuk meredam situasi yang belakangan ini sempat memanas. Salah satu diantaranya melakukan pertemuan dengan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) dan tokoh masyarakat. Pada pertemuan nanti dirinya akan membuka ruang diskusi, dan meluruskan semua yang diberitakan media selama ini.
Sebagai Penjabat Bupati dan keluarga besar Papua Tengah, Valentinus menuturkan jika dirinya datang jauh-jauh ke Mimika dengan baik-baik, dan tujuan kedatangannya benar-benar untuk kemajuan daerah ini. “Saya datang mau ikut membantu. Pasti saudara-saudara mau melihat Mimika lebih bagus ke depannya,” tegasnya.
Valentinus mengingatkan jangan mengorbankan masyarakat, karena tujuan utama pemerintah adalah memberikan kesejahteraan. Memberikan ketenangan supaya Mimika bisa lebih terkenal. Ia mengajak semua elemen masyarakat bersatu dan bersama-sama membangun Mimika tercinta. (redaksi)