TIMIKA, Koranpapua.id- Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah berupaya meningkatkan kembali populasi ternak babi di daerah ini.
Upaya ini dilakukan pasca mewabahnya virus African Swine Fever (ASF) di Kabupaten Mimika pada tahun 2024 yang mengakibatkan belasan ribu ternak babi mati.
drh. Sabelina Fitriani, Kepala Disnakkeswan Mimika, mengatakan pihaknya menargetkan 3.000 anak babi lahir pada tahun ini, sehingga populasi babi ditargetkan mencapai 6.000 ekor.
“Target kami tahun ini ada kelahiran sekitar 3.000 anak babi dari induk lokal sehingga populasi bisa mencapai 6.000 ekor,” ujar Sabelina kepada awak media, Kamis 6 Februari 2025.
Dalam upaya meningkatkan ternak babi, Sabelina menyebutkan, Disnakkeswan tidak mendatangkan babi dari luar Timika.
Hal ini dilakukan agar mencegah potensi penyebaran virus yang mungkin dibawa dari luar daerah.
“Kami tidak mau mengambil risiko dengan mendatangkan babi dari luar. Pengembangan populasi hanya akan dilakukan dari induk lokal agar kita bisa mencegah penularan penyakit baru,” tegasnya.
Selain memulihkan populasi babi, pihaknya juga telah memberikan bantuan berupa bibit babi kepada peternak Orang Asli Papua (OAP).
Sedangkan untuk, peternak non-OAP diberikan bantuan berupa pakan ternak. “Melalui dana Otsus, kita bagikan 200 bibit babi bagi peterbak OAP dan pakan bagi peternak non OAP,” pungkasnya.
Ia mengakui, dengan anggaran yang terbatas, bantuan yang diberikan belum menyasar pada semua peternak. Bantuan akan diberikan secara bertahap berdasarkan data yang telah dikumpulkan.
Kepada peternak, Sabelina berpesan agar selalu menjaga kebersihan kandang serta selalu mengantisipasi adanya wabah ASF yang mungkin saja masih ada. (Redaksi)