TIMIKA, Koranpapua.id– Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP) menggelar unjuk rasa di Jalan Kusumanegara, Kota Jogjakarta, Minggu 1 Desember 2024.
Puluhan massa aksi ini melakukan orasi di pertigaan jalan dan pihak kepolisian menutup tiga jalan menuju arah Jalan Kusumanegara.
Aksi unjuk rasa ini akhirnya berbuntut bentrok dengan aparat kepolisian. Apa saja tuntutan para mahasiswa dalam aksi demo tersebut?
Dirangkum dari berbagai sumber berdasarkan keterangan tertulisnya, AMP dan FRI-WP menyatakan, dalam unjuk rasa itu, mereka menolak Proyek Strategis Nasional (PSN) dan mengecam eksploitasi sumber daya alam.
Para mahasiswa juga menolak pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) hingga meminta penghentian program transmigrasi ke Papua.
Mereka khawatir program transmigrasi ini mengancam keberadaan orang asli Papua (OAP).
“Migran sudah mendominasi, mereka mulai menguasai berbagai sektor kehidupan. Awalnya hanya sektor ekonomi. Setelah mendominasi sektor ekonomi mereka mulai bergerak menguasai sektor politik,” katanya.
Selain itu, program transmigrasi dinilai sebagai bentuk cuci tangan negara setelah memiskinkan rakyat lewat perampasan tanah di berbagai wilayah.
Banyaknya PSN dan proyek di Papua dikhawatirkan mengancam lingkungan.
“Kebijakan eksploitasi rezim ini juga turut menyumbang besarnya angka deforestasi di Papua dan kerusakan lingkungan berskala besar,” pungkasnya. (Redaksi)