SARMI, Koranpapua.id- Puluhan warga yang mengaku sebagai hak ulayat tempat pembangunan aset Pemda Sarmi melakukan aksi pemalangan jalan trans Jayapura-Sarmi, Jumat 19 Juli 2024.
Pemalangan yang terjadi di Jalur 1, SP1, Kampung Kiren, Distrik Bonggo itu, dikoordinir oleh Nimbrot Wendey, Kepala Suku Rumbowai Sarmi.
Mereka menuntut kepada Pemda Sarmi agar segera membayar sisa pembayaran aset Pemda Sarmi yang ada di wilayah Bonggo dan Bonggo Timur.
Menurut mereka, pembayaran tahap I sudah dilakukan pada tahun 2021, namun tahap II hingga saat ini belum juga dibayarkan.
Pemilik hak ulayat menolak pembayaran secara cicilan. Dan jika tuntutan ini tidak segera diselesaikan sampai Agustus 2024, warga mengancam akan melakukan aksi yang lebih besar.
Ipda Yustus Maudul, SE., M.Si, Kapolsek Bonggo bersama Lettu Inf. Joni Bentas, Danramil 1712-06 Bonggo turun langsung menemui massa aksi.
Kepada massa aksi, Kapolsek menyampaikan bahwa berdasarkan kesepakatan para Ondoafi, aksi pemalangan hanya diizinkan hingga pukul 15.00 WIT.
Jika sebelum pukul 15.00 WIT, pihak Pemda Kabupaten Sarmi belum datang menemui massa aksi, maka palang jalan harus dibuka.
Kapolsek juga meminta agar aksi berlangsung damai dan tidak ada tindakan anarkis.
Kapolsek kemudian menghubungi Agus Feastus Miar, Sekda Kabupaten Sarmi melalui telepon untuk mengkonfirmasi kedatangan pejabat yang akan menemui massa aksi.
Pemda Sarmi akhirnya memutuskan Asisten III Setda Sarmi untuk datang menemui massa, dan akan menyampaikan bahwa anggaran pembayaran aset Rp5 miliar telah diajukan di APBD Perubahan dan akan segera dibayarkan pada bulan Agustus 2024.
Namun sampai pukul 14.40 WIT, Kapolsek kembali mengonfirmasi bahwa Asisten III berhalangan datang karena persiapan kunjungan Pj. Gubernur Papua.
Kapolsek kemudian mengumpulkan Ketua LMA Suku Rumbowai dan seluruh Ondoafi serta massa aksi dan menyarankan agar perwakilan meminta audiensi dengan Pj. Bupati atau Sekda Kabupaten Sarmi terkait permasalahan tersebut.
Dan sesuai kesepakatan awal, aksi pemalangan harus berakhir pada pukul 15.00 WIT untuk menghindari antrian kendaraan yang panjang.
Pada pukul 15.15 WIT, massa aksi membuka palang meskipun ada sedikit protes dari anak-anak muda.
Pada pukul 15.30 WIT arus lalu lintas kembali normal dan massa aksi membubarkan diri dengan tertib.
Untuk diketahui sejumlah pihak yang juga hadir di lokasi pemalangan diantaranya David Kyew, Kepala Distrik Bonggo, Nimbrot Wendey, Ketua LMA Rumbowai Kabupaten Sarmi, para kepala suku dan Ondoafi Masyarakat pemilik hak ulayat. (Redaksi)