TIMIKA, Koranpapua.id– Upaya pemerintah untuk menangani persoalan stunting nampaknya hingga saat ini belum berhasil maksimal.
Karena itu semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemkab Mimika diminta melakukan inovasi dan mencari solusi untuk menekan angka stunting di Indonesia termasuk Kabupaten Mimika.
Hal ini disampaikan Jhon Rettob, Plt. Bupati Mimika pada kegiatan aksi konvergensi dan koordinasi terpadu inventaris penurunan stunting yang berlangsung di salah satu hotel di Timika, Jumat 21 Juni 2024.
Dalam kegiatan yang digagas Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) itu, juga sekaligus dilakukan pengukuhan bapak dan bunda asuh anak stunting tahun 2024.
Hadir juga dalam kegiatan itu, Ida Wahyuni Pj Sekda Mimika bersama sejumlah pimpinan OPD, kepala distrik serta kepala Puskesmas di lingkup Pemkab Mimika.
“Di tahun lalu kita hanya bisa menekan stunting 0,1 persen sepertinya tidak berhasil padahal gerakan terus dilakukan, makanya sekarang kita mencari inovasi, strategi apa yang bisa kita lakukan untuk menekan stunting ini,” ajak John Rettob.
John Rettob mengatakan setiap OPD diharapkan bisa jadi bapak stunting atau ibu stunting juga secara personal, supaya bisa berusaha agar kesehatan di Kabupaten Mimika betul-betul membaik.
“Harus ada komitmen dari semua pimpinan OPD dalam menangani stunting di Kabupaten Mimika,” harap John Rettob.
Pada kesempatan ini juga dilaksanakan pengukuhan bapak dan bunda asuh anak stunting Kabupaten Mimika tahun 2024 bagi semua pimpinan OPD, Forkopimda dan mitra kerja.
Dengan harapan program ini akan ditindaklanjuti dengan melaksanakan intervensi secara mandiri.
Dan juga melalui masing-masing instansi dapat melakukan intervensi secara langsung atau melalui Tim Pendamping Keluarga (TPK) di setiap distrik, kelurahan dan kampung.
“Melalui program ini, intervensi yang dilakukan akan tepat sasaran pada anak beresiko dan anak stunting di Mimika bekerjasama dengan Puskesmas,” tandasnya.
Sementara Hermalina W Imbiri, Kepala Dinas DP3AP2KB Kabupaten Mimika, mengawali sambutan mengungkapkan, aksi ini merupakan program prioritas Nasional dan juga menjadi program prioritas Pemkab Mimika.
Disebutkan, prevalensi stunting di Kabupaten Mimika berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) di tahun 2023 sebesar 24,7 persen.
Dan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) Tahun 2023 sebesar 10,11 persen atau 2.473 kasus stunting dari total Balita yang ditimbang 24.450 orang. Sementara target Nasional tahun 2024 yaitu sebesar 14 persen.
Dikatakan, Pemkab Mimika telah melaksanakan empat aksi konvergensi untuk percepatan penurunan stunting di tahun 2024.
- Analisis situasi yang sudah menyepakati kampung lokus untuk intervensi tahun 2025 yang terdiri dari 51 kampung/kelurahan.Sedangkan kampung lokus untuk tahun berjalan 2024 adalah 68 kampung dan pemetaan program yang bersumber dari DPA masing-masing OPD pengampu yaitu 16 OPD.
- Penyusunan rencana kegiatan untuk tahun berjalan 2024 dan tahun rencana 2025
- kegiatan rembuk stunting yang merupakan komitmen bersama antara Pemkab Mimika, Forkopimda dan mitra kerja untuk mensukseskan pelaksanaan pencegahan dan percepatan penurunan stunting di Mimika tahun 2024.
- Kegiatan intervensi untuk percepatan penurunan stunting tahun 2024 diantaranya pendampingan calon pengantin, pembagian tablet tambah darah bagi remaja putri.
Termasuk pembagian PMT bagi bayi, ibu hamil, pembangunan MCK, air bersih pemanfaatan pekarangan dalam program dapur sehat. (Redaksi)