TIMIKA, Koranpapua.id-Organisasi Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) secara Nasional genap berusia 100 tahun pada tanggal 26 Juni 2024 mendatang.
Awal berdirinya organisasi ini diinisiatif niat luhur dengan dasar cinta kasih sebagai perwujudan iman Katolik seorang wanita Yogyakarta, Raden Ajeng Maria Soelastari Soejadi Sasraningrat Dewantara.
Wanita yang juga tokoh intelektual pada zaman itu merupakan adik kandung Ki Hajar Dewantara, Pahlawan Nasional pelopor pendidikan Indonesia.
Niatnya mendirikan perkumpulan ibu-ibu Katolik mendapat restu dari Pastor Van Driesche, SJ yang banyak memberikan masukan bagaimana memulai mendirikan sebuah organisasi.
Seperti teknik berorganisasi, rekruitmen anggota dan pengembangan misi perkumpulan dengan mengajak para pengurus melihat kebutuhan kaum wanita Katolik, dimana anggotanya saat itu adalah ibu-ibu guru.
Menuju momen 100 tahun ini, WKRI secara Nasional mengusung tema ‘Gerakan Budi Membangun Pribadi, Mewujudkan Kasih’.
Apa saja kegiatan yang dilakukan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) WKRI Paroki Tiga Raja Timika, Keuskupan Timika, Papua Tengah dalam menyambut usia satu abad organisasi WKRI ini ?
Berikut pernyataan Endang Letsoin, Ketua DPC WKRI Paroki Katedral Tiga Raja Timika kepada Koranpapua.id, Senin 15 April 2024.
Menyambut hari bersejarah ini, pihaknya telah membentuk panitia pada Februari 2024, bertepatan dengan moment launching pemberian Vitamin A kepada anak-anak yang berlangsung di pelataran Gereja Tiga Raja.
Panitia juga telah mengagendakan untuk melaksanakan pelayanan kesehatan massal, dengan menggandeng Dinas Kesehatan melalui Puskesmas Timika untuk mendukung kesuksesan kegiatan ini.
“Jadi menjelang 100 tahun kami WKRI fokus pelayanan kesehatan massal. Karena itu sesuai dengan isu-isu masalah Nasional termasuk Mimika,” ujar Endang.
Ia menjelaskan, pada peringatan bulan pemberian vitamin A dan timbang ukur pada Balita dan ibu hamil oleh petugas kesehatan, WKRI berperan menyiapkan pemberian makanan tambahan bergizi bagi Balita dan ibu hamil.
WKRI Tiga Raja juga bekerjasama dengan Tim Penggerak PKK Distrik Mimika Baru dalam membentuk beberapa Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).
Sarana itu dibangun di beberapa titik dalam wilayah Paroki Tiga Raja yang saat ini belum memiliki Posyandu. Diantaranya, di Kapela Stasi Simon Petrus di Jalan C. Heatubun.
Termasuk di Jalan Perintis dengan sasaran pelayanan untuk masyarakat sekitar Kapela Stelamans. Ada juga di wilayah Kelurahan Koperapoka dan Posyandu Lansia dan remaja di Gereja Paroki Katedral Tiga Raja.
“Kami juga sudah laksanakan rekoleksi sehari pada Maret 2024 lalu. Lokasinya kami pakai gedung Gapensi. Melibatkan tokoh perempuan Katolik, perwakilan ibu-ibu Kombas di wilayah Gereja Katedral. Sekarang masih tersisa kegiatan seminar,” jelasnya.
Selain melaksanakan pelayanan kesehatan, Endang menuturkan, WKRI Tiga Raja juga ikut bergabung menyukseskan kegiatan yang dilaksanakan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) WKRI Keuskupan Timika.
Endang menyebutkan pada Minggu 21 April bertepatan dengan Hari Kartini, WKRI Tiga Raja akan melaksanakan Bakti Sosial (Baksos).
Kegiatannya berupa donor darah dengan sasarannya umat Katolik Paroki Katedral Tiga Raja sehingga langsung berpusat di halaman gereja.
Pada aksi Baksos ini kata Endang, WKRI mengajak Orang Muda Katolik (OMK), PMKRI wilayah Paroki Gereja Katedral Tiga Raja untuk turut mengambil bagian.
Kemudian pada Mei dilanjutkan dengan Baksos pengobatan massal untuk masyarakat umum di dua lokasi berbeda, bekerjasama dengan Kelurahan Kwamki dan Kelurahan Koperapoka.
Lokasi kegiatan dipusatkan di Stasi Santo Simon Petrus dan Kapela Santo Fransiskus di Koperapoka.
Puncak perayaan HUT WKRI pada 26 Juni nanti telah disepakati oleh DPD dan DPC untuk dipusatkan di Paroki Gereja Katedral Tiga Raja sebagai paroki induk. Sementara secara Nasional akan berkumpul di Yogyakarta.
Namun apakah perayaan disatukan dengan peringatan Santa Anna pelindung WKRI pada 26 Juli, Endang menyampaikan masih menunggu petunjuk dari pengurus DPP. (Redaksi)