JAYAPURA, Koranpapua.id- Sepanjang tahun 2025, terdapat 54 anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) berhasil ditangkap Satuan Tugas (Satgas) Operasi Damai Cartenz.
Dari jumlah itu, 15 pelaku diantaranya tewas ditembak aparat karena melakukan perlawanan.
Dalam operasi selama setahun ini, aparat juga berhasil menyita 29 pucuk Senjata Api (Senpi) dan 4.194 butir amunisi.
“Hasil dari upaya penegakan hukum itu yang melakukan perlawanan ada15 orang yang akhirnya kita lumpuhkan dan meninggal dunia,” ungkap Kombes Yusuf Sutejo, Kasatgas Humas Damai Cartenz, Rabu 24 Desember 2025.
Yusuf menjelaskan penindakan ini berkat operasi gabungan yang dijalankan aparat TNI dan Polri. Dari 45 orang yang diamankan, 20 pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka.
“Dari 45 orang yang ditangkap, 20 orang masuk proses, tapi 45 ini kita amankan masih dalam proses lidik apakah dia statusnya masih sebagai saksi, yang jelas yang sudah sebagai tersangka 20 orang dari 45 itu,” jelasnya.
Aparat juga menyita barang bukti berupa dokumen hingga senjata api, termasuk menemukan link berita dan informasi yang sengaja disebarkan untuk memprovokasi masyarakat di Papua.
Berikut daftar barahg bukti yang berhasil diamankan:
Senjata api 29 pucuk
Amunisi 4.194 butir
Magasin 45 buah
Bahan peledak 2 buah
Senjata tajam termasuk panah 93 buah
Dokumen 57 lembar
Satgas Damai Cartenz juga menemukan berita-berita hoaks yang dilakukan oleh kelompok kriminal politik, termasuk influencer dari KKB, yaitu Sebby Sambom.
Aparat juga mendeteksi puluhan link yang bersifat memprovokasi. “Itu kita bisa identifikasi dan bisa kita lakukan viralisasi itu ada 44.171 link,” jelasnya.
“Ada beberapa markas yang telah kita duduki. Markas yang kita duduki ini termasuk kita bergabung juga dengan aparat TNI melalui satgas yang ada, kurang lebih ada 14 lokasi markas,” bebernya.
Yusuf menegaskan aparat TNI dan Polri terus memaksimalkan pengamanan di sejumlah lokasi rawan di Papua. Masyarakat juga diimbau untuk tidak terpengaruh dengan provokasi KKB.
“Tantangan secara umum adalah KKB banyak main di media sosial, memprovokasi masyarakat untuk selalu menyudutkan aparat TNI dan Polri,” imbuh Yusuf. (Redaksi)










