TIMIKA, Koranpapua.id- Suasana penuh damai dan kekhidmatan menyelimuti Ibadah Malam Natal 2025 di Gereja Protestan Indonesia (GPI) Torsina, Rabu 24 Desember 2025 malam.
Ribuan jemaat hadir dalam perayaan yang berlangsung di gereja yang terletak di Jalan Yos Sudarso, Timika, Ibukota Kabupaten Mimika.
Ibadah berjalan dengan aman, tertib, dan penuh penghayatan iman dipimpin oleh Pendeta (Pdt) Fenti Tomasou dengan mengangkat tema “Allah Hadir Untuk Menyelamatkan Keluarga” (Bdk. Matius 1:21–24).
Rangkaian ibadah dimulai sejak pukul 19.00 diawali dengan prosesi penyalaan lilin Natal secara bersama-sama sebagai simbol kesiapan umat untuk menjadi terang dunia.
Prosesi tersebut semakin khusyuk saat seluruh jemaat menyanyikan lagu “Malam Kudus”.
Dalam khotbahnya, Pdt Fenti Tomasou menyampaikan bahwa penyalaan lilin Natal merupakan wujud penghayatan atas kehadiran Yesus Kristus sebagai terang dunia, serta panggilan bagi umat untuk terus hidup dalam terang tersebut.
“Kristus adalah Raja Damai yang mendamaikan manusia dengan Allah dan manusia dengan sesamanya. Kristus telah datang. Mari kita berjalan dalam terang Kristus, membawa harapan, damai, sukacita, dan kasih ke mana pun kita pergi,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa Yesus Kristus hadir ke dunia untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa-dosa. Dengan rela, Kristus mempersembahkan diri-Nya sebagai korban pendamaian bagi keselamatan umat.
“Karena itu, marilah kita menyambut kabar gembira ini. Kita menyalakan lilin Natal sebagai tanda sukacita dan kesiapan untuk menjadi terang Kristus,” ajaknya.
Menutup khotbahnya, Pdt Fenti kembali menekankan makna lilin Natal sebagai simbol kehadiran Yesus Kristus yang membawa terang dan keselamatan bagi semua orang yang percaya.
“Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya,” tutupnya, mengutip firman Tuhan.
Ibadah Malam Natal 2025 tersebut meninggalkan kesan mendalam bagi jemaat, sekaligus menjadi momentum untuk mempererat iman, persaudaraan, dan semangat hidup dalam kasih Kristus.
Selama ibadah berlangsung mendapat pengamanan ketat dari personel gabungan aparat keamanan bersama organisasi kemasyarakatan di Mimika. (*)
Penulis: Hayun Nuhuyanan
Editor: Marthen LL Moru










