TIMIKA, Koranpapua.id- Setelah diguncang gempa 6,6 Magnitudo pada Jumat 19 September lalu yang mengakibatkan kerusakan sejumlah infrastruktur, Nabire kembali diguncang gempa, Senin dini hari 22 September 2025.
Gempa bumi berturut-turut yang mengguncang wilayah Nabire, Ibu Kota Provinsi Papua Tengah sejak dini hari tadi dengan getaran gempa bumi (skala MMI) dikategorikan dangkal.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di laman resminya, Senin 22 September 2025 menyebutkan, gempa bumi terjadi pada kedalaman hiposenter (pusat gempa bumi) di Nabire 25 Km.
Dari catatan BMKG, gempa bumi di Nabire berpusat (episenter) di darat, 10 km Tenggara Kota Nabire. Dengan titik koordinat 3.37 Lintang Selatan (LS) dan 135.60 Bujur Timur (BT).
Daryono, Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG mengatakan, gempa bumi yang terjadi hari ini merupakan rangkaian gempa susulan dari gempa utama berkekuatan 6,6 yang mengguncang Nabire pada Jumat 19 September 2025.
Ia menjelaskan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Anjak Weyland.
Untuk diketahui Sesar Anjak Weyland atau Weyland Overthruts adalah sesar geologi jutama di Papua yang terbentuk akibat konvergensi miring antara lempeng tektonik Australia dan Pasifik.
Sebagai jenis sesar dorong, Weyland Overthruts merupakan sesar anjak atau sesar naik (thrust fault), dimana satu blok batuan didorong ke atas blok batuan lainnya. (*)
Penulis: hayun Nuhuyanan
Editor: Marthen LL Moru