SURABAYA, Koranpapua.id– Diperlukan penguatan sistem pengawasan dan evaluasi penggunaan dana Otonomi Khusus (Otsus), dalam mendukung pendidikan mahasiswa, khususnya di kota studi Provinsi Jawa Timur.
Hal ini ditegaskan Brigjen TNI Ruly Chandrayadi, Asisten Deputi Koordinasi Otonomi Khusus, Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam), akhir pekan kemarin di Surabaya.
Dalam kunjungan yang juga diikuti Inspektorat Kemenko Polkam bersama Kominda Jawa Timur itu, dalam rangka sinkronisasi kebijakan afirmasi pendidikan berbasis Otsus di Surabaya.
Ruly menekankan pentingnya memaksimalkan beasiswa afirmatif seperti ADEM, ADIK, dan AMN dalam konteks pembangunan SDM Papua.
“Beasiswa Otsus adalah instrumen strategis, tetapi belum semua mahasiswa mampu menyelesaikan studi karena lemahnya pembinaan karakter,” tegasnya.
“Soft skills, serta kurangnya pendampingan. Sinergi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan program ini,” tandasnya.
Sementara itu Gausudin Amin Yusup, Inspektur Kemenko Polkam, juga menyoroti aspek tata kelola dana Otsus untuk pendidikan.
“Masih terdapat keterbatasan informasi dan transparansi terkait proporsi penggunaan dana Otsus bagi mahasiswa Papua di Surabaya,” ungkapnya.
Hal ini perlu dibenahi agar alokasi anggaran benar-benar dirasakan manfaatnya dan tidak menimbulkan celah penyimpangan.
Murbianto Adhi Wibowo, Kepala Badan Intelijen Daerah (Kabinda) Jawa Timur, menjelaskan bahwa dinamika mahasiswa Papua di wilayahnya mengalami peningkatan signifikan.
“Hingga pertengahan 2025, terdapat 124 aktivitas seperti unjuk rasa dan mimbar bebas. Organisasi seperti AMP aktif mengangkat isu sensitive,” terangnya.
Meski situasi masih dalam kendali, kewaspadaan dan pendekatan pembinaan tetap diperlukan agar tidak terjadi penyusupan agenda separatis.
Sebagai tindak lanjut, Kemenko Polkam merekomendasikan perlunya sistem pelaporan berkala dari Kominda dan pemerintah daerah.
Termasuk penguatan regulasi pembinaan pasca-studi di AMN, serta pelibatan tokoh Papua pro-NKRI dalam proses integrasi sosial mahasiswa.
Evaluasi menyeluruh terhadap keberlanjutan program afirmatif diharapkan mampu menjadikan dana Otsus sebagai motor utama pembangunan SDM Papua yang inklusif dan berdaya saing. (Redaksi)