TIMIKA, Koranpapua.id– Pemerintah Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah saat ini masih terus berupaya mewujudkan kota Timika yang bersih, sehat dan indah serta berkelanjutan.
Upaya tersebut dengan menyusun master plan pengelolaan persampahan yang diselenggarakan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Mimika.
Penyusunan master plan tersebut diawali dengan seminar pendahuluan yang dilaksanakan di salah satu hotel di Timika, dengan mendatangkan narasumber dari Universitas Kristen Makassar, Selasa 29 April 2025.
Frans Kambu, Asisten II Setda Mimika, pada kesempatan itu berharap seminar pendahuluan ini menjadi langkah awal yang kokoh menuju Mimika yang bersih, sehat, indah, dan berkelanjutan.
Menurutnya, untuk menuju Mimika yang bersih, sehat dan indah diperlukan pendekatan multi stakeholder.
“Harus ada kerjasama dan perhatian dari seluruh pihak, terutama pemerintahan distrik, khususnya distrik yang ada di wilayah perkotaan,” pesannya.
Mantan Plt Kadis DLH Mimika itu menekankan bahwa masalah sampah merupakan bagian dari program 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Mimika periode 2025-2030.
Karenanya penyusunan master plan pengelolaan persampahan menjadi sangat penting dan strategis.
Dokumen ini akan menjadi peta jalan (roadmap) yang mengarahkan langkah-langkah konkret dalam mengelola sampah.
Diantaranya dimulai dari pengurangan sampah di sumbernya, peningkatan pengumpulan, pengangkutan, hingga proses akhir sampah yang ramah lingkungan.
Lebih jauh dikatakan, master plan ini diharapkan mampu mengintegrasikan pendekatan teknis, sosial, ekonomi, serta memperhatikan kearifan lokal masyarakat Mimika.
Kepada peserta seminar, Frans juga mengingatkan agar menyampaikan masukan, dan berbagi pandangan, secara konstruktif.
Masukan dari peserta seminar bertujuan agar dokumen master plan yang disusun benar-benar sesuai dengan kondisi nyata di lapangan serta mampu menjawab tantangan masa depan.
“Keberhasilan pengelolaan sampah tidak hanya bergantung pada pemerintah saja, tetapi juga pada peran aktif seluruh elemen masyarakat,” pungkasnya.
Karena membangun budaya bersih, membiasakan memilah sampah, serta mendukung program daur ulang harus dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, hingga tempat kerja. (Redaksi)