VATIKAN, Koranpapua.id– Umat Katolik di seluruh dunia berdukacita. Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin pagi, 21 April 2025, demikian diumumkan Kardinal Kevin Ferrell, camerlengo Vatikan.
“Pukul 7:35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya didedikasikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya,” kata Farrell dalam pengumuman tersebut, mengutip dari Vatikan News.
Paus Fransiskus terakhir kali hadir di hadapan ribuan umat Katolik di Lapangan Santo Petrus di Vatikan pada hari Minggu, 20 April 2025, untuk merayakan Paskah.
Pria berusia 88 tahun itu terlihat lemah, sehingga tidak dapat menghadiri sebagian besar acara Pekan Suci di Vatikan.
“Selamat Paskah,” kata Paus asal Argentina itu dengan suara lemah dari kursi rodanya di balkon Basilika Santo Petrus, yang disambut gembira puluhan ribu umat Katolik di lapangan yang dipenuhi bunga.
Paus Fransiskus biasanya menyampaikan berkat “Urbi et Orbi” (Untuk Kota dan Dunia) dari balkon yang menghadap ke Lapangan Santo Petrus, tetapi ia memberikan tugas itu kepada seorang kolaborator di hari Minggu ini.
Paus Fransiskus meninggal di kediamannya di Casa Santa Marta, Vatikan.
Pada pukul 09.45, Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo Kamar Apostolik, mengumumkan wafatnya Paus Fransiskus dari Casa Santa Marta dengan kata-kata berikut:
“Saudara-saudari terkasih, dengan duka yang mendalam saya harus mengumumkan wafatnya Bapa Suci kita, Fransiskus. Pada pukul 07.35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa”.
Seluruh hidupnya dibaktikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya. Ia mengajarkan kita untuk menghayati nilai-nilai Injil dengan kesetiaan, keberanian, dan kasih universal, khususnya demi mereka yang paling miskin dan paling terpinggirkan.
Dengan rasa syukur yang tidak terhingga atas teladannya sebagai murid sejati Tuhan Yesus, kami menyerahkan jiwa Paus Fransiskus kepada kasih yang tidak terbatas dan penuh belas kasih dari Tuhan Yang Maha Esa dan Tritunggal.
Paus dirawat di Rumah Sakit Poliklinik Agostino Gemelli pada hari Jumat 14 Februari 2025, setelah menderita bronkitis selama beberapa hari.
Kondisi klinis Paus Fransiskus berangsur-angsur memburuk, dan dokternya mendiagnosis pneumonia bilateral pada hari Selasa, 18 Februari.
Setelah 38 hari dirawat di rumah sakit, mendiang Paus kembali ke kediamannya di Vatikan di Casa Santa Marta untuk melanjutkan pemulihannya.
Pada tahun 1957, di awal usia 20-an, Jorge Mario Bergoglio menjalani operasi di negara asalnya Argentina untuk mengangkat sebagian paru-parunya yang terkena infeksi pernapasan parah.
Seiring bertambahnya usia, Paus Fransiskus sering menderita penyakit pernapasan, bahkan membatalkan rencana kunjungan ke Uni Emirat Arab pada bulan November 2023 karena influenza dan radang paru-paru.
Pada bulan April 2024, mendiang Paus Fransiskus menyetujui edisi terbaru buku liturgi untuk upacara pemakaman kepausan, yang akan memandu Misa pemakaman yang belum diumumkan.
Edisi kedua Ordo Exsequiarum Romani Pontificis memperkenalkan beberapa elemen baru, termasuk bagaimana jenazah Paus harus ditangani setelah kematian.
Penetapan kematian dilakukan di kapel, bukan di ruangan tempat ia meninggal, dan jenazahnya langsung ditempatkan di dalam peti jenazah.
Menurut Uskup Agung Diego Ravelli, Pemandu Upacara Apostolik, mendiang Paus Fransiskus telah meminta agar upacara pemakaman disederhanakan dan difokuskan pada ekspresi iman Gereja terhadap Tubuh Kristus yang Bangkit.
“Ritus yang diperbarui,” kata Uskup Agung Ravelli, “berusaha untuk lebih menekankan bahwa pemakaman Paus Roma adalah pemakaman seorang pendeta dan murid Kristus, bukan pemakaman seorang tokoh berkuasa di dunia ini.” (Redaksi