TIMIKA, Koranpapua.id- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Tengah menjadikan Kabupaten Mimika dan Nabire sebagai pusat lumbung pangan di wilayah ini.
Mendukung program ini, Pemprov Papua Tengah melalui Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan, dan Perikanan (P2KP), akan memfokuskan pada pengembangan tanaman padi, jangung, hortikultura, cabai dan bawang merah.
Hal ini disampaikan Frence The Papara, Kadis P2KP Papua Tengah dalam sambutannya pada kegiatan panen perdana padi gogo varietas inpago 13 fortiz di lahan Kelompok Tani Tunas Perkasa Kampung Naena Muktipura, Distrik Iwaka, Kabupaten Mimika, Rabu 12 Februari 2025.
Ia mengungkapkan meskipun dalam program swasembada pangan sesuai Asta Cita Nomor 4 Presiden RI Prabowo Subianto, bahwa dari Sabang sampai Merauke fokus pada tanaman padi.
Namun untuk Papua Tengah, Frence mengingatkan petani untuk tidak lupa menanam komoditi pangan lokal seperti umbi-umbian dan sagu.
“Pemerintah lebih fokus pada tanaman padi karena angka stuting tinggi. Dan beras mengandung karbohidrat cukup tinggi sehingga bagus untuk tumbuh kembang anak ketimbang umbi-umbian,” ujar Frence.
Dikatakan, meskipun Mimika termasuk wilayah lumbung pangan namun untuk pengembangan pangan padi sawah dan padi tadah hujan, Pemprov Papua Tengah lebih diarahkan pengembangannya di Kabupaten Nabire.
Ia beralasannya, APBD Mimika yang mencapai 6-7 triliun, sehingga pengembangan tanaman padi diarahkan ke Nabire yang pendapatan daerahnya masih sekitar 1-2 triliun rupiah.
Dalam mendukung program swasembada pangan ini, Frence berharap pemerintah pusat bisa membantu bibit padi termasuk Alsinta, pupuk maupun obat-obatan.
Ia juga menyebutkan bahwa untuk wilayah Papua Tengah sumber dana yang diberikan paling banyak dari Otonomi Khusus (Otsus). Hal ini yang menjadi kendala untuk memberikan bantuan kepada petani non Orang Asli Papua (OAP).
Lebih jauh disampaikan, tahun 2025 ini sesuai instruksi Pj Gubernur Papua Tengah untuk tanaman pangan lebih difokuskan pada tanaman padi, jagung, hortikultura, termasuk cabai dan bawang merah.
Cabai dan bawang merah masuk dalam pengembangan ketahanan pangan terlepas dari hortikultura, dikarenakan dua komoditi ini sangat berpengaruh pada indikator inflasi daerah.
Ia menuturkan, di Kabupaten Lani Jaya, petaninya mampu panen bawang merah berton-ton, karenanya Mimika dan Nabire juga harus bisa menghasilkan komoditi tersebut.
“Kami minta maaf kalau komoditi padi, jagung, bawang merah, cabai lebih difokuskan di Kabupaten Nabire. Ini sesuai dengan instruksi Pj Guibernur,” pungkasnya.
Meski demikian, Frence memastikan tidak menutup kemungkinan Pemprov tetap memberikan bantuan sesuai kebutuhan yang diminta oleh Alice Irene Wanma, Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Mimika.
Disampaikan juga tahun ini Mimika tidak mendapatkan bantuan untuk pengembangan padi irigasi tadah hujan.
Ini dikarenakan Mimika sudah ada irigasi, namun irigasi yang ada tidak memungkinkan sebab kondisi air lebih rendah daripada lahan sawah.
Dan sesuai petunjuk tahun 2025 ini, Pemerintah Pusat akan menyalurkan bantuan pupuk non subsidi untuk Kabupaten Mimika dan Nabire.
Terkait dengan bantuan ini, ia mengingatkan kepada Distanbun Mimika, terkait dengan pemberian bantuan pupuk kepada petani harus memperhatikan kuota pupuk subsidi.
“Jangan sampai petani diberikan pupuk bantuan dari pemerintah tetapi petani tidak mampu menyerap pupuk bersubsidi. Ini akan berdampak berkurangnya kuota tahun depan,” pesannya.
Untuk budidaya padi gogo sesuai arahan Kementan, dirinya sudah meminta data inventarisasi luas lahan di Distanbun Mimika dan Nabire.
Meski demikian pihaknya belum mendapatkan data tersebut, sehingga Pempus belum memberikan bantuan.
“Saya anjurkan untuk mendukung pengembangan pangan padi, Balai Benih Unggul (BBU) Distanbun Mimika dapat membuat penangkaran bibit supaya nantinya bisa menyuplai kepada petani”.
Kepada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Mimika, diharapkan bisa mendukung program ini untuk membantu petani non Papua, karena selama ini hanya ada dana Otsus.
Termasuk Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Mimika untuk melakukan perbaikan dan pembangunan irigasi. (Redaksi)