TIMIKA, Koranpapua.id- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, mulai Januari 2025 akan melaksanakan program inovasi pelayanan Puskesmas Jalan Kaki (Pusjaki) untuk wilayah gunung dan kunjungan rumah untuk di wilayah kota.
Reynold Ubra, Kepala Dinkes Mimika kepada koranpapua.id di salah satu hotel di Timika mengatakan, program Pusjaki dan kunjungan rumah bertujuan untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat.
Ujicoba model pelayanan ini sudah dilakukan petugas Puskesmas Kwamki Narama, Puskesmas Mapurujaya dan Puskesmas Wania sejak Mei 2024 lalu.
“Petugas kesehatan wajib berkunjung ke rumah warga untuk memantau kondisi kesehatan anggota keluarga,” ujar Reynold.
Dikatakan, pelayanan Pusjaki di wilayah gunung sangat diharapkan oleh Valentinus S. Sumito, Pj Bupati Mimika, agar masyarakat di kampung-kampung juga mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama seperti di kota.
“Kami memastikan penerapan model pelayanan ini akan dijalankan ke 26 Puskesmas berlaku pada Januari 2025,” pungkasnya.
Pasca Penembakan Pilot, Nakes Kembali Bertugas
Reynold menambahkan Tenaga Kesehatan (Nakes) sudah kembali bertugas di sejumlah wilayah pedalaman pasca penembakan Mr. Glen Malcolm Conning, pilot helikopter di Distrik Alama, 15 Agustus 2024 lalu.
Adapun tiga wilayah di pegunungan yang sudah mulai dilayani kembali yakni, Jila, Tsinga dan Hoya.
Ia berharap mulai Januari 2025, pelayanan kesehatan di tiga wilayah itu sudah berjalan normal.
Kembalinya Nakes ke tempat tugas, setelah Dinkes melakukan rapat koordinasi dan menerima masukan dari tokoh masyarakat setempat.
Termasuk mendapatkan jaminan keamanan dari Kapolres Mimika dan Dandim 1710 Mimika.
Dikatakan, untuk saat ini Nakes yang melaksanakan tugas di tiga wilayah itu masih menerapkan sistem shift.
Khusus untuk delapan Nakes yang sempat disandera oleh KKB, mereka saat ini masih berada di Timika, dan tetap melaksanakan tugas membantu di beberapa Puskesmas dalam kota.
“Petugas yang naik diroling, setelah satu bulan di atas mereka kita jemput turun ganti dengan yang lain. Sebenarnya hanya dua minggu kita roling. Tapi setelah dievaluasi kurang efisien dari sisi anggaran,” katanya.
Dikatakan seluruh biaya transportasi pulang pergi setiap pergantian shift ditanggung oleh Dinas Kesehatan dari pos anggaran Otsus.
Untuk transportasi udara, Dinkes bekerjasama dengan salah satu maskapai penerbangan sipil yang beroperasi di Timika.
Dan untuk transportasi laut bagi petugas di pesisir bekerjasama dengan salah satu pengusaha speedboat.
“Kerjasama dengan pengusaha transportasi udara dan laut bertujuan supaya memudahkan mobilisasi petugas kesehatan secara berkala,” pungkasnya.
Pada kesempatan itu, mantan Sekretaris Komisi Perlindungan HIV-Aids Mimika ini juga mengucapkan terima kasih kepada media yang senantiasa menjalankan fungsi kontrol sosialnya.
Dimana setiap menuliskan informasi mengenai keluhan masyarakat, Dinas Kesehatan langsung merespons memperbaiki sistem pelayanan.
Menurutnya, berbicara mutu pelayanan seharusnya tidak perlu muluk-muluk. Paling penting masyarakat mudah mengakses pelayanan atau tidak.
“Kalau mudah mengakses, pasien menunggu lama atau tidak, bertemu dengan dokter atau tidak. Pelayanan cepat atau tidak,” tandasnya. (Redaksi)