TIMIKA, Koranpapua.id– PT SKF Indonesia melalui program CSRnya melaksanakan kualifikasi resmi Nasional menuju Gothia Cup 2025 usia muda bertajuk Meet the World with SKF, Jumat 29 November 2024.
Pelaksanaan kualifikasi resmi nasional menuju Gothia Cup 2025 di Swedia yang berlangsung di Mimika Sport Compleks (MSC) menggandeng Papua Football Academy (PFA) milik PT Freeport Indonesia.
Dalam seleksi ini dipilih 18 pemain PFA untuk menjadi perwakilan Papua untuk mengikuti Gothia Cup 2025 yang berlangsung pada Bulan Juni 2025.
Nathan Kum, Senior Vice President (SVP) Sustainable Development Freeport Indonesia menjelaskan, pelaksanaan kualifikasi resmi Nasional menuju Gothia Cup 2025 merupakan awal dari terbentuknya sinergi dan kerjasama antara PTFI dan PT SKF Indonesia.
Kerjasama ini bertujuan untuk memajukan sepak bola usia muda di Indonesia terutama di Provinsi Papua Tengah dan secara khusus di Kabupaten Mimika.
“Anak-anak yang bertanding sore ini kalian itu harus ingat bahwa kalian spesial terpilih dari 2.100 anak di tahun ini dari seluruh tanah Papua untuk datang ke PFA dan berlatih di sini,” ujar Nathan.
Dengan dipilihnya untuk berlatih, berarti kalian punya kelebihan dan bakat yang harus ditunjukkan di pertandingan sore ini.
Nathan berharap anak-anak dapat memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk menambah pengalaman dalam dunia sepak bola.
“Melalui momen ini anak-anak akan menikmati lingkungan Internasional dan menunjukkan talenta terbaik, karena kalian akan mewakili Indonesia dan mewujudkan slogan Dari Tanah Papua untuk Indonesia,” pesannya.
Santheswaran Mayachandran, Presdir PT SKF Indonesia yang juga Official Sponsor Gothia Cup menjelaskan, pelaksanaan sepak bola Indonesia ini sebagai program CSR PT SFK Indonesia untuk memajukan olahraga sepak bola dengan lebih fokus pada usia muda.
Event ini bertujuan mencari bibit-bibit pemain muda berbakat untuk menjadi pemain-pemain profesional yang lebih baik di masa mendatang.
“Jadi kita juga berharap program CSR ini memberikan dampak ke seluruh Indonesia bukan hanya ada di Jawa atau di Sumatera,” jelasnya.
Dikatakan, program ini sebelumnya merupakan gabungan CSR PT SFK dari beberapa perusahaan di dunia, namun mulai tahun ini SFK Indonesia memutuskan untuk berjalan sendiri.
Pada kualifikasi resmi nasional menuju Gothia Cup 2025 dalam mencari tim pemain dari Papua, pihaknya membangun kerjasama dengan PFA milik PT Freeport Indonesia.
Kerjasama ini bertujuan untuk kemajuan olahraga sepak bola usia muda di Indonesia bagian Timur. SKF juga merupakan sponsor utama sepak bola remaja terbesar di dunia dari tahun 1975.
“Kita berurusan untuk melakukan program ini secara sendirian namun bersama-sama dengan perusahaan-perusahaan industri seperti Freeport dan juga perusahaan yang ada di Sulawesi, Sumatera dan di Jawa,” paparnya.
Ia menjelaskan untuk tahun ini SFK putuskan untuk mengantar tiga tim dari Indonesia. Terdiri dari dua tim putra dan satu tim putri.
Tim putra pertama dari Bandung Akademi Persib, Semarang, Surabaya yang telah memenangi pertandingan grand final minggu lalu di Jakarta.
Tim putra muda kedua bekerjasama dengan PT Freeport Indonesia dari Papua Football Academy dan satu tim putri dari Jakarta.
“Tiga tim ini kita putuskan untuk ikut pertandingan di Swedia pada Juni 2025 untuk mewakili Indonesia,” pungkasnya.
Ia berharap ketiga tim Indonesia ketika bertanding di Swedia dapat membawa hasil terbaik untuk mengharumkan nama Indonesia di ajang sepak bola.
Sejarah Pertama untuk Anak-anak Papua
Sementara Rully Nere, pemerhati sepak bola Papua mengapresiasi atas diselenggarakan kualifilasi resmi Nasional menuju Gothia Cup 2025 yang berlangsung di Mimika.
“Ini menjadi kebanggaan anak-anak Papua, di usia masih muda mereka diberikan kepercayaan bisa diseleksi untuk dipilih menjadi pemain mengikuti pertandingan ke luar negeri,” katanya bangga.
Sebagai mantan pemain bola Papua, Rully mengatakan, ini merupakan sesuatu yang baru pertama kali dalam sejarah, anak-anak Papua usia muda diutus merumput ke luar negeri.
“Saya sebagai orang yang ikut seleksi anak-anak Papua untuk Gothia melihat ini menjadi kesempatan sangat bagus. Karena anak-anak akan bermain menunjukan kemampuan untuk berlaga di luar negeri,” jelasnya.
Ia mengungkapkan dalam seleksi memilih 18 pemain PFA menjadi wakil Papua untuk bertanding di Swedia bukan mencari kemenangan, namun yang paling utama adalah mereka bisa bertanding dengan pemain lain di dunia.
Lewat event level dunia ini, selain membentuk mental juga memberikan kebanggaan tersendiri bagi anak-anak Papua. “Juara adalah hasil dari perjuangan yang mereka kerjakan selama ini,” katanya. (Redaksi)