TIMIKA, Koranpapua.id- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah melaksanakan Evaluasi Percepatan Eliminasi Malaria Tempo Kas Tuntas, Rabu 23 Oktober 2024.
Evaluasi yang berlangsung di salah satu hotel di Timika, menghadirkan tenaga dokter, perawat, Kesehatan Lingkungan (Kesling), Analisis serta Sanitarian dari Puskesmas Jila, Hoeya, Alama dan Arwanop.
Para tenaga kesehatan yang dihadirkan dalam evaluasi itu, saat ini ditugaskan sementara di BLUD Puskesmas Pasar Sentral untuk mendukung percepatan eliminasi malaria di wilayah itu.
Reynold Ubra, Kepala Dinas Kesehatan Mimika melalui Obet Tekege, Kabid P2P Mimika menjelaskan, lokus penanganan pengendalian dalam menurunkan angka kesakitan malaria dipusatkan di Puskesmas Pasar Sentral.
Penetapan lokus di Puskesmas Pasar Sentral dari 26 Puskemas di Kabupaten Mimika ini, sesuai petunjuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
Obet mengungkapkan, dalam pelaksanaan penanganan dan pengendalian malaria, petugas kesehatan berkolaborasi dengan Malaria Control dan Pj Malaria Puskesmas Pasar Sentral.
Kolaborasi ini harus dilakukan mengingat wilayah kerja Puskesmas Pasar Sentral sangat luas, yang mencakup enam kelurahan yakni Kelurahan Pasar Sentral, Perintis, Inauga, Sempan dan Kampung Mandiri Jaya dan Timika Indah.
“Tenaga kesehatan turun ke setiap kelurahan dan kampung untuk memantau kondisi lingkungan, melihat lokasi perindukan nyamuk, penggunaan kelambu dan melakukan penyemprotan di rumah warga,” jelas Obet.
Jika dalam pemantauan menemukan lokasi genangan bekas kaki, kolam bekas galian langsung dilakukan intervensi dengan penaburan abate untuk membunuh jentik nyamuk.
Sementara tenaga Kesling memberikan edukasi kepada masyarakat dan menemukan vektor sumber penyakitnya.
Disampaikan Obet, untuk memudahkan petugas melakukan pemantauan di enam wilayah kerja, tim dibagi dalam 14 klaster.
Berdasarkan hasil pemantauan di lapangan tempat perindukan nyamuk paling banyak ditemukan di tempat bekas galian dan bekas injakan kaki.
Karenanya salah satu solusi mengurangi perindukan nyamuk, selain menabur abate adalah menutup bekas galian dan bekas injakan kaki menggunakan timbunan.
“Keterlibatan masyarakat sangat dibutuhkan dalam berantas perindukan nyamuk. Kami Dinkes bekerja tidak bisa sendirian butuh keterlibatan semua pihak,” ajak Obet.
Obet menuturkan, keterlibatan masyarakat menjadi kunci utama dalam mengeliminasi malaria.
Caranya selain tidur menggunakan kelambu, menguras dan mengubur juga membersihkan lingkungan tempat tinggal yang selama ini menjadi tempat jentik berkembang biak.
Dan kepada masyarakat Mimika, Obet mengingatkan untuk tidak menolak petugas ketika datang meminta rumahnya disemprot. Karena menurutnya, mencegah malaria secara dini lebih baik daripada mengobati.
“Kalau kita sehat bebas dari malaria maka tidak mengganggu aktivitas bekerja, ekonomi akan berjalan lancar. Tapi kalau sudah sakit akan menghambat semuanya,” pungkasnya.
Obet juga mengharapkan peran serta ketua RT dalam menggerakan warganya menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.
“Kalau ada lokasi genangan ditutup dengan timbunan pasir, saluran yang mempet dibersihkan agar air lancar mengalir,” pesannya. (Redaksi)