TIMIKA, Koranpapua.id– Pemerintah Kabupaten Mimika, Papua Tengah terus berupaya meningkatkan efektivitas pengendalian inflasi di daerah ini.
Hal itu tergambar dalam kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Efektif Implementasi Proyek Perubahan Program Strategi Pengendalian Inflasi yang berlangsung di salah satu hotel di Timika, Jumat 11 Oktober 2024.
Dalam Rakor itu, dikenalkan Aplikasi Si-Monika (Sistem Monitoring Inflasi Kabupaten Mimika). Si-Monika ini merupakan aplikasi digital yang berguna untuk memonitor harga pangan secara langsung.
Dalam aplikasi itu juga terdapat informasi inflasi pangan yang dapat diakses oleh publik, serta dilengkapi dengan fitur unggulan yaitu monitoring real-time, analisis data, laporan komprehensif.
Inosensius Yoga Pribadi, Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Mimika, kepada awak media mengatakan proyek perubahan ini sudah melalui proses seminar dengan Lembaga Administrasi Negara (LAN).
Proyek ini menjadi penting, sehingga masyarakat bisa melakukan kontrol terhadap harga-harga pangan.
“Hal ini menjadi penting karena dengan penilaian inflasi di Mimika masyarakat bisa terkontrol dalam hal harga-harga barang khususnya pangan,” ujarnya
Menurutnya, harga pangan sangat berpengaruh dengan kesejahteraan masyarakat, karena apabila tidak dikendalikan maka terjadi kelonjakan inflasi.
“Kita ketahui Mimika ini menjadi kabupaten penyangga untuk kabupaten lain di sekitarnya,” ujarnya.
Apabila Pemda Mimika tidak bisa menjaga kestabilan inflasi, maka akan berdampak terhadap kabupaten tetangga yang mensuplai barang dari Mimika.
Yoga berharap, kedepan Si-Monika bisa digunakan apabila terjadi lonjakan harga produk di Mimika.
“Jika produk-produk kita tidak bisa dikontrol atau dikendalikan, akan terasa dampaknya kepada masyarakat khususnya yang ekonomi menengah ke bawah,” pungkasnya.
Dengan adanya aplikasi Si-Monika ini, diharapkan betul-betul bisa dipakai untuk membantu pemerintah dan masyarakat.
“Saya harapkan Si-Monika bisa dipakai oleh Pemda Mimika sebagai aplikasi yang dapat membantu masyarakat, khususnya pedagang dan petani”. (Redaksi)