TIMIKA, Koranpapua.id- Meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta mewujudkan visi Kabupaten Mimika yang cerdas, aman dan damai maka diperlukan upaya sinergitas dan dukungan dari semua perangkat daerah.
Karena itu perangkat daerah sebagai organisasi pemerintah mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk dapat melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) dalam mewujudkan visi Kabupaten Mimika.
Agar pelaksanaan Tupoksi bisa berjalan baik dan mencapai tujuan, apabila mentalitas dari seluruh perangkat daerah dan juga Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Mimika terbangun dengan baik.
Hal ini ditegaskan, Petrus Yumte, Pj. Sekda Mimika ketika membuka kegiatan sosialisasi Gerakan Nasional Revolusi Mental yang diselenggarakan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Mimika di salah satu hotel di Timika, Selasa 24 September 2024.
Kepada semua perangkat daerah yang hadir dalam sosialisasi itu, Petrus mengingatkan bahwa situasi mentalitas ASN di seluruh Negara Kesatuan Republik Indonesia, termasuk Mimika mengalami kemunduran.
Karena itu, memerlukan revolusi mental sebagai suatu gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru, berhati putih, berkemauan baja, dan bersemangat tinggi.
Petrus menyampaikan bahwa, revolusi mental digagas pertama kali oleh Presiden Soekarno pada peringatan hari Kemerdekaan 17 Agustus 1956.
Soekarno melihat revolusi Nasional Indonesia saat itu sedang mandek, padahal tujuan revolusi untuk meraih kemerdekaan Indonesia yang seutuhnya belum tercapai.
“Sekarang sudah 79 tahun setelah bangsa kita merdeka, sesungguhnya perjuangan itu belum, dan tidak akan pernah berakhir,” pungkas Petrus.
Kita semua masih harus melakukan revolusi, namun dalam arti yang berbeda. Bukan lagi mengangkat senjata, tapi membangun jiwa bangsa.
Dikatakan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk merevolusi mental yakni, mengubah cara pandang, pikiran, sikap, dan perilaku agar berorientasi pada kemajuan dan hal-hal yang modern.
Dengan demikian maka Indonesia menjadi bangsa yang besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
“Dalam kehidupan sehari-hari, praktek revolusi mental adalah menjadi manusia yang berintegritas, mau bekerja keras, dan punya semangat gotong royong,” papar Petrus.
Untuk Kabupaten Mimika, para pemimpin dan aparat pemerintah akan jadi pelopor untuk menggerakkan revolusi mental yang dimulai dari masing-masing perangkat daerah.
Sebagai pelopor gerakan revolusi mental, pemerintah lewat prangkat daerah harus melakukan tiga hal utama yaitu, bersinergi, membangun manajemen isu, serta penguatan kapasitas ASN.
“Sehingga ada perubahan perilaku serta semangat kerja yang lebih baik maka tata kelola pemerintahan lebih baik,” tandasnya.
Karena sejatinya kehadiran ASN untuk melayani masyarakat di wilayah Kabupaten Mimika. (Redaksi)