TIMIKA, Koranpapua.id – Fasilitas pendukung Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Yayasan Peduli Kasih Mimika yang menaungi Panti Asuhan Santa Susana Timika, Provinsi Papua Tengah diberkati RP. Lambert Nita, OFM pada Jumat 12 Juli 2024.
Lambert Nita, OFM merupakan pendamping rohani Panti Asuhan Santa Susana.
Upacara pemberkatan fasilitas LKSA diawali dengan ibadah, kemudian dilanjutkan misa syukuran berlangsung di Aula Serbaguna LKSA Panti Asuhan Santa Susana.
Adapun fasilitas yang diberkati meliputi aula serbaguna, asrama dua lantai, sekretariat, gudang dan bangunan sekolah satu atap TK dan SD Santa Teresa Panti Asuhan Santa Susana.
Hadir pada perayaan syukuran ini, Karlus Fobia, Ketua Yayasan Peduli Kasih Mimika, Magdalena Ema Nunang selaku pendiri LKSA Panti Asuhan Santa Susana. ‘
Hadir juga Paulus Saile, Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos Mimika, para donatur, simpatisan, anak panti dan keluarga anak panti.
RP. Lambert Nita OFM dalam kotbahnya mengungkapkan, berdasarkan bacaan injil maupun bacaan pertama mengajarkan bagaimana manusia harus hidup saling menerima, saling memberi dan saling memperhatikan.
Dalam Injil, Yesus mengajarkan kepada para muridnya untuk sadar menjadi murid berarti harus meneladani-Nya.
Karena dalam perjalanan mereka mempersoalkan siapa diantara para murid yang nantinya menjadi pemimpin, siapa yang akan menjadi yang terbesar.
Yang pasti dalam angan-angan para murid bahwa menjadi pemimpin adalah orang yang mempunyai kuasa, yang mengatur, memerintah.
Namun justru yang menjadi pemimpin sebagai pengikut Kristus harus bertindak atau berlaku sama seperti Kristus sendiri.
Kristus merupakan sosok pemimpin agung, pemimpin tertinggi. Kristus adalah Allah yang maha agung, maha besar yang harus disembah dan diagungkan, itu telah merendahkan diri-Nya.
Allah dalam diri Kristus mengambil tempat paling rendah untuk melakukan kehendak Bapa-Nya.
“Sehingga apa yang kita lakukan, Allah sendiri sudah lebih dahulu lakukan. Ini yang dituntut dan diharapkan oleh Allah kepada pengikut-Nya. Siapa yang mau menjadi terbesar atau terkemuka hendaklah ia harus mengambil posisi di belakang,” papar RP. Lambert.
Mengambil tempat di belakang kata RP. Lambert, bukan berarti tidak mempunyai nilai, tidak berguna, tidak diperhitungkan. Melainkan orang yang ada di belakang mampu melihat semua orang yang ada di bagian depan.
Tetapi pemimpin yang berada di depan hanya mampu melihat yang ada di bagian depan, sementara yang ada di samping kiri kanan dan belakang tidak dijangkauinya.
Dalam konteks Panti Asuhan Santa Susana ini jelas RP. Lambert para pendiri, pembina diutus menjadi pelayan guna mendidik, mendampingi serta mengarahkan anak-anak panti dengan penuh kasih dalam menyiapkan masa depan supaya menjadi lebih baik.
Kepada anak-anak panti, RP. Lambert mengingatkan untuk menghormati para pembina sebagai pengganti orangtua, agar kelak memperoleh umur yang panjang dan sukses dalam setiap perjuangan hidup.
Sementara kepada orang tua anak-anak panti yang hadir, RP. Lambert ingatkan anak-anak yang sudah diserahkan kepada panti untuk mengasuh jangan mengambil pulang.
Menyerahkan sepenuhnya untuk diasuh, dibina, dibimbing agar suatu saat nanti mempunyai masa depan yang baik.
Menjadi orang yang bisa mengerti dan memahami bagaimana cara menata hidup yang baik. Karena mereka ini menjadi generasi penerus sebagai calon pemimpin di daerah ini dan penerus bangsa dan gereja masa depan.
“Kita harus bersyukur masih ada orang yang punya hati untuk menampung, memelihara dan mendidik anak-anak ini agar punya masa depan yang baik,” katanya.
Magdalena Ema Nunang selaku pendiri menyampaikan, jumlah penghuni panti saat ini sebanyak 130 anak.
Dari jumlah ini 85 anak sudah bersekolah, yang mendaftar masuk sekolah usia TK dan SD berjumlah 35 anak. Juga mengasuh empat bayi.
Ia mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah turut ambil bagian dalam mendukung berlangsungnya panti asuhan sejak dari awal hingga saat ini.
Magdalena menyampaikan ini menjadi momen terberkati bagi keluarga besar Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Yayasan Peduli Kasih Mimika sebagai payung hukum Panti Asuhan Santa Susana, karena semua fasilitas diberkati.
Ia menjelaskan, pihak yayasan memutuskan membuka sekolah satu atap di panti dengan alasan mengingat jumlah anak sekarang ini sangat banyak.
Daripada anak-anak ini harus keluar dari panti untuk sekolah maka diputuskan buka sekolah dalam panti walaupun dengan keterbatasan.
Ini semua demi menjaga keamanan dan keselamatan anak. Sedangkan 85 anak yang sudah sekolah di luar panti tetap dilanjutkan hingga tamat.
“Semua anak yang sekolah ini 100 persen anak panti. Kami mulai dari nol. Sehingga kami belum buka untuk terima murid dari luar. Kedepan kalau sudah dirasa siap baru buka untuk murid dari luar,” katanya.
Ia menyebutkan bangunan aula serbaguna merupakan bantuan dari keluarga Aloisius Paerong dan asrama bantuan Bakesbangpol Mimika.
Fasilitas lemari, kasur, rak sepatu, tembok, paving block, dua bus dan dua pickup sebagai kendaraan operasional bantuan Dinsos Mimika.
Magdalena mengucapkan terima kasih banyak kepada Pemerintah Kabupaten Mimika yang telah memberikan bantuan sarana dan prasarana pendukung panti.
“Kami masih butuh dukungan doa, bantuan lainnya supaya kebutuhan anak-anak yang dititipkan di panti ini bisa terpenuhi dan mereka menjadi lebih baik,” katanya.
Ia menekankan tujuan daripada panti ini memperhatikan pendidikan anak. Bukan hanya sekedar mengumpulkan anak untuk diberikan makan.
“Kalau hanya kumpulkan anak untuk kasih makan, saya pikir mereka yang tinggal, duduk, tidur di pinggir jalan atau di rumah masih bisa makan. Walaupun mereka hanya makan sekali sehari,” tegasnya.
Dikatakan, pada intinya anak-anak yang dititipkan di panti selain mendapat hak makanan dan kesehatan juga dibimbing, dibina sesuai ajaran agama serta berjalan bersama sesuai pesan kitab suci bukan atas kemauan ibu pendiri.
Pengelolaan panti asuhan akan mengikuti perkembangan zaman saat ini.
Dalam pengelolaannya, dewan pendiri dan pengelola memberikan pendidikan dan pendampingan mengikuti teladan para tokoh santo dan santa pelindung Gereja Katolik yang dianggap bisa dibawa dalam pelayanan.
Tujuan akhir dari pembinaan anak-anak panti ini ikut memerankan dan menjalankan program Tungku Api yang ditinggalkan almarhum Mgr. John Saklil, Pr. Hal ini sejalan dengan motto tahbisannya ‘siapkan jalan bagi Tuhan’.
Lewat panti ini juga ikut menjalankan misi pelayanan menjadi penjala manusia. Karena pada tahun 2023 ada 32 anak dibaptis menjadi Katolik dan tahun 2024 ini ada 47 anak calon siap dibaptis.
Karlus Fobia, Ketua Yayasan Peduli Mimika mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Mimika yang sudah mengambil bagian dalam memberikan bantuan sarana dan prasarana pendukung panti.
Karlus mempunyai harapan kepada Pemkab Mimika untuk tidak bosan memberikan perhatian kepada anak-anak yang ada di Panti Santa Susana.
Hadirnya panti menjadi bagian dari perpanjangan tangan pemerintah, para donatur dan simpatisan dalam merawat dan mendidik anak-anak.
Anak-anak yang ada di panti merupakan generasi penerus daerah ini dan bangsa. Sehingga perlu mendapat perhatian dari semua, dengan demikian kedepan anak-anak ini menjadi orang yang berguna membangun daerah ini.
“Kami ucapkan terimakasih kepada donatur yang sudah memberikan bantuan walaupun dengan keterbatasannya,” katanya.
Paulus Saile mewakili Kepala Dinas Sosial Petrus Yumte menyampaikan ucapan terima kasih kepada panti asuhan yang sudah membantu dan bersinergi bersama pemerintah dalam mendidik, membimbing anak-anak yang kurang mendapat perhatian dari orang tua.
Paulus mengatakan kehadiran panti ini Pemkab Mimika melalui Dinsos dan Bakesbangpol sudah mengambil bagian dalam bentuk menyiapkan fasilitas pendukung.
Bantuan yang diberikan ini kata Paulus, menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah kepada masyarakat.
“Kita harap kedepan panti ini menjadi jauh lebih bagus dalam pelayanan dan kalau bisa semua kita bisa ambil bagian membantu anak-anak kita yang kurang beruntung agar mendapat tempat dan pendidikan lebih baik,” ajaknya.
Paulus mengakui saat ini masih banyak anak-anak maupun orang dewasa dan yang sakit di luar yang nasibnya kurang beruntung ditanganinya setiap hari. (Redaksi)