TIMIKA, Koranpapua.id– Pekerjaan proyek fisik di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah kini menjadi incaran banyak kontraktor dari luar.
Para kontraktor dari luar Mimika berani mengambil resiko dengan menerima penawaran paling murah.
Kondisi ini membuat harga penawaran ‘hancur’ dan dapat mengorbankan pengusaha lokal Timika.
Dengan menerima penawaran paling rendah, maka sudah pasti kontraktor luar menjadi pemenang terhadap sebagian besar pekerjaan fisik maupun jasa konsultan perencanaan dan pengawasan yang didanai dengan APBD Mimika tahun 2024.
Melihat kondisi ini Gapensi Mimika, sebagai salah satu mitra strategis pemerintah dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi meminta kepada Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa (UKPBJ) Kabupaten Mimka agar lebih selektif dalam melakukan evaluasi terhadap peserta.
“Melihat perkembangan pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Mimika, Gapensi memberikan apresiasi kepada UKPBJ,” ujar Ronal Kambu, ST, Sekretaris Gapensi Mimika kepada koranpapua.id, Kamis 11 Juli 2024.
Apresiasi diberikan karena UKPBJ membuka peluang cukup besar kepada penawar atau perusahaan luar Timika untuk ikut berpartisipasi dalam proses pengadaan barang jasa di dengan harga penawaran yang lebih murah.
“Artinya sudah tidak ada lagi jago kandang dengan sistem yang lebih baik dan lebih kompetitif. Siapa saja boleh berpartisipasi asalkan memenuhi persyaratan dan ketentuan yang diminta,” ujar Ronal.
Meski demikian pengusaha muda Papua ini menyampaikan bahwa dengan sistem pengadaan yang lebih fear kini muncul banyak pertanyaan di kalangan para pengusaha lokal Mimika.
“Ini menjadi pertanyaan teman-teman pengusaha anggota Gapensi di Mimika. Apakah dengan harga penawaran demikian peserta dari luar Timika bisa menyelesaikan pekerjaannya?” jelas Ronal.
Menanggapi hal ini Gapensi dengan tegas meminta kepada Pokja UKPBJ Kabupaten Mimika untuk lebih selektif dalam melakukan evaluasi kepada peserta.
Pasalnya fluktuasi harga di Kabupaten Mimika tidak bisa ditebak.
Ronal mencontohkan untuk harga semen, hari ini masih dijual dengan harga Rp100 ribu per sak, namun menjelang November 2024 bisa tembus hingga Rp120 ribu per sak.
“Ini harus menjadi perhatian khusus, solar bisa langka dan harga material bisa mendadak berubah. Karenanya perlu menjadi perhatian Pokja, termasuk teman-teman pengusaha dari luar yang ingin bersaing di Mimika,” tandas Ronal.
Ronal juga menyarankan kepada pengusaha besar yang juga adalah anggota Gapensi Mimika untuk saling membantu dan memberi support kepada pengusaha kecil dan menengah.
Salah satu suportnya tambah Ronal, kepada pengusaha besar yang sudah mendapatkan pekerjaan dengan nilai ratusan miliar sesuai kualifikasi, jangan lagi ikut dalam tender kegiatan fisik yang nilai anggarannya kecil.
“Kasih juga kesempatan kepada anggota kami yang pengusaha kecil dan menengah untuk ikut, supaya ada keseimbangan. Yang besar kerja yang besar dan yang kecil kerjakan yang kecil,” harap Ronal. (Redaksi)