TIMIKA, Koranpapua.id- Naiknya harga tiket pesawat Timika-Puncak, Sinak dan Ilaga serta melambungnya harga kebutuhan masyarakat bukan karena adanya Pungutan Liar (Pungli) di Bandara Mozez Kilangin Timika.
Gabriel Zezo, salah satu pelaku usaha yang bergerak di bidang cargo perintis mengatakan, ada tiga faktor penyebabnya yakni, minimnya armada pesawat yang melayani rute tersebut, naiknya biaya asuransi bagi penumpang dan adanya gangguan keamanan.
“Tiga faktor utama ini yang menjadi pemicu naiknya tiket dan harga barang-barang kebutuhan masyarakat di Puncak,” jelas Gabriel kepada Koranpapua.id melalui sambungan telepon, Senin 19 Desember 2023.
Gabriel membantah pernyataan Pj. Bupati Puncak Darwin H. Tobing yang mengatakan lonjaknya harga barang di wilayah tersebut, disebabkan ada Pungli oleh oknum-oknum tidak bertanggungjawab di Bandara Mozes Kilangin sisi Selatan.
“Itu tidak benar. Saya pastikan di Bandara tidak ada Pungli. Saya harus luruskan pernyaaan pa Pj Bupati agar informasi ini jangan sampai merugikan pihak pengelola Bandara dan pelaku usaha,” katanya.
Putra Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini menjelaskan dengan adanya gangguan keamanan dan tingginya biaya asuransi membuat para investor memutuskan menarik kembali dananya.
Dengan demikian ketersediaan armada pesawat yang beroperasi ke wilayah tersebut menjadi terbatas, sehingga berpengaruh pada lonjakan tiket yang tembus sampai Rp3 juta dari sebelumnya Rp1,8 juta.
Saat ini saja moda transportasi udara perintis yang melayani wilayah Puncak adalah Smart Air, NGA Air dan Asian One.
“Tahun lalu harga per flight ke Ilaga sekitar 25 juta dengan load 1100 kg. Saat ini naik menjadi 33 juta dengan load yang sama,” paparnya.
Gabriel yang saat ini menjadi salah satu Calon Anggota DPRD Mimika itu memastikan bahwa Pungli di Bandara Mozes Kilangin sisi Selatan itu tidak ada, karena Kepala Bandara Asep Soekarjo bersama jajarannya selalu melakukan pengawasan dengan baik.
Pj. Bupati Puncak mengatakan ada Pungli di Bandara tanpa menyebutkan oknum pelakunya, membuat semua unsur yang ada di Bandara tidak bisa menerima hal tersebut.
“Karena di Bandara selain kami pencarter, ada Dinas Perhubungan Kabupaten Mimika, ada karantina, ada KP3 Udara. Saya sebagai mantan perintis pengamanan Bandara baru sangat meyakini hal itu tidak terjadi,” tandasnya.
Gabriel menyarankan apabila Pj Bupati Puncak mengomentari harga tiket mahal dikwatirkan para operator pesawat akan memilih hentikan pelayanan ke Ilaga. Apabila hal itu terjadi yang mengalami kesulitan adalah masyarakat sendiri.
“Kalau Pj. Bupati mau keluhkan harga pesawat mahal buatkan surat resmi ke Kementerian Perhubungan jangan komentar seakan-akan tingkat bawah yang lemah pengawasan,” sarannya.
Untuk melancarkan pelayanan masyarakat, ia berharap Pemerintah Kabupaten Puncak bersama aparat keamanan dan masyarakat terus bekerjasama tingkatkan pengamanan untuk melindungi pesawat dari gangguan keamanan. (Redaksi)