TIMIKA, Koranpapua.id– Pemerintah Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) memberikan Pelatihan Berdasarkan Unit Kompetensi Bagi Pencari Kerja (Pencaker) Orang Asli Papua (OAP) dan Pencaker yang Lahir Besar di Timika (LABETI).
Pelatihan yang berlangsung di salah satu hotel di Timika, Selasa 25 Juli 2023 bekerjasama dengan beberapa lembaga pelatihan kerja, salon dan barbershop. Membiayai kegiatan ini, Disnakertrans menggelontorkan Rp4,8 miliar dari pos anggaran Dana Otonomi Khusus (Otsus) tahun 2023.
Hal ini disampaikan Paulus Yanengga, Kadisnakertrans Mimika dalam keterangan tertulis yang diterima Koranpapua.id, Selasa 25 Juli 2023. Selama pelatihan para Pencaker OAP dan LABETI diberikan pengetahuan keterampilan mekanik alat berat, welder atau pengelasan, pertukangan, operator alat berat, barbershop, salon dan make up.
“Kenapa perlu ada pangkas rambut, sebab kita orang Papua menganggap itu pekerjaan yang biasa saja, padahal pemasukannya luar biasa. Anak-anak Papua yang pendidikannya tidak sampai tamat SD, perlu kita latih mereka agar punya keahlian pangkas rambut yang baik” ungkapnya.
Mantan Kadispenda Mimika ini berharap, dengan bantuan dana Otsus bisa mendorong Pencaker OAP dan LABETI untuk bisa mendapatkan pekerjaan. Mereka tidak harus bersekolah, cukup dengan melihat dan berlatih sudah bisa mendapatkan penghasilan.
“Tahun lalu dapat dana Otsus Rp1 miliar dan kita latih 100 orang. Ada dua perempuan Papua, satu dari Serui dan satunya dari Mee yang lulus terbaik pengelasan,” jelas Yanengga.
Atas prestasi tersebut mantan Kadistrik Miru ini menuturkan, keberhasilan yang diraih dua perempuan Papua merupakan sesuatu yang luar biasa. Sebab selama ini masih ada yang beranggapan perempuan Papua tidak bisa bekerja di bidang pengelasan.
“ Saya berharap adik-adik yang sekarang, bisa lebih baik dari mereka yang ikut pelatihan tahun lalu,” pinta Yanengga.
Pj. Bupati Mimika, Valentinus S. Simito dalam sambutannya yang dibacakan Pj. Sekda Mimika, Petrus Yumte ketika membuka kegiatan pelatihan menegaskan, pemerintah bersama DPRD Mimika hadir menjadi fasilitator dan penggerak.
“Bidang tenaga kerja menjadi salah satu tantangan tersendiri bagi kami di Kota Timika, karena menjadi salah satu kabupaten di Papua dan mungkin Indonesia dimana kelompok Pencaker hampir seluruh Indonesia membanjiri Mimika dari waktu ke waktu,” ujar Pj Bupati.
Berdasarkan data Disnakertrans saat ini hampir 7.000 sampai 8000 Pencaker yang mengadu nasib di Mimika. Dari jumlah itu terdapat 2.000 OAP dari berbagai level pendidikan juga belum mendapatkan pekerjaan.
Melihat kondisi ini sudah menjadi tugas pemerintah daerah untuk mengambil langkah kebijakan untuk bisa menjawab persoalan ini. Pemerintah secara bertahap membuka kesempatan kerja, karena tidak semudah membalikan telapak tangan untuk menjawab masalah ini.
“Komitmen pemerintah dengan adanya kebijakan anggaran tahun ini sebesar 4,8 miliar memang masih kurang dan terbatas. Namun untuk langkah itu kita pasti maju bersama dengan semua komponen yang ada di Mimika,” tegasnya.
Menjawab kesempatan kerja sudah dilakukan Freeport dengan membuka lembaga Nemangkawi yang merupakan sekolah dan balai pelatihan. Sedangkan pemerintah sudah memulai dengan kebijakan-kebijakan anggaran yang berpihak kepada Pencaker.
Menurutnya, Kabupaten Mimika mempunyai visi dan misi, aman, damai dan sejahtera. Namun yang masih menjadi persoalan saat ini adalah kesejahteraannya. Belum banyak OAP atau LABETI yang dapat mengakses lapangan kerja, atau bisa membuka lapangan kerja baru, agar aspek kesejahteraan sosial yang diamanatkan UUD maupun visi misi Pemkab Mimika bisa terjawab.
“Salah satu yang dibuat Disnaker adalah menjawab itu, bahwa mencapai kesejahteraan sosial di Kabupaten Mimika adalah lapangan kerja harus ada,” tandasnya. Dalam mewujudkan hal ini perlu dukungan dari Komisi C DPRD Kabupaten Mimika. Melalui komitmen bersama dalam mengambil kebijakan.
“Kita sudah bahas terkait kesiapan pemerintah membangun BLK, dan Pemerintah Pusat sudah koordinasi dengan pak Kadis, mereka sudah siapkan lahan untuk bisa membangun BLK demi menjawab kebutuhan SDM khususnya yang berhubungan dengan ketenagakerjaan,” jelasnya.
Karena pelatihan yang baik mempengaruhi kualitas masa depan. Keterampilan mempengaruhi pendapatan, sekolah formal tidak menjamin menjadi orang yang sukses, tetapi sukses berasal dari keterampilan dan keahlian.
Dalam pelaksanaan pelatihan ini, Disnakertrans menghadirkan beberapa instruktur diantaranya dari Salon Jhoel, Ovy Salon, Honai Salon, Timika Barbershop dan Kapitan Barber, serta Yayasan Somatua Training Center, LPK Papua Akademi. (redaksi)