TIMIKA, Koranpapua.id– Kondisi kebersihan lingkungan Pasar Sentral Timika saat ini sangat memprihatinkan. Tumpukan sampah ditemui berserakan di mana-mana.
Yang paling disayangkan sampah yang dihasilkan para pedagang, dibuang ke dalam drainase sehingga mengakibatkan tersumbatnya saluran air.
Pantauan media ini, tumpukan sampah yang dibuang pedagang sepertinya sudah terjadi sejak lama. Ini bisa dilihat dari volume sampah yang sudah rata hingga bibir drainase. Penuhnya sampah membuat saluran air tersumbat ketika turun hujan.
Aneka jenis sampah sisa jualan tercampur menjadi satu. Seperti, daun singkong, sawi, kol, tomat, buah-buahan, sabut kelapa dan sisa makanan yang rusak dibuang begitu saja ke drainase.
Selain bisa menutup aliran air, aroma tidak sedap akibat sampah yang membusuk membuat kondisi lingkungan pasar semakin tidak terurus.
Anehnya, semua sampah di pasar tersebut tidak dikumpulkan dan dimasukan ke dalam karung dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
Mereka justru menjadikan drainase sebagai tempat pembuangan sampah. Ini terlihat hampir merata di semua saluran air yang ada dalam kompleks pasar.
Petrus Pali Amba, Kadisperindag Kabupaten Mimika ketika dikonfirmasi Koranpapua.id, Selasa 4 Juli di Kantor Pusat pemerintahan SP3, membenarkan jika kondisi saluran air di kompleks Pasar Sentral dipenuhi sampah.
Ia mengungkapkan pembersihan drainase biasanya dilakukan menggunakan alat excavator dengan jangka waktu pembersihan dua tahun sekali.
Pembersihan terakhir tahun 2021, sedangkan untuk tahun ini masih menunggu anggaran yang diusulkan pada APBD Perubahan Tahun 2023.
“ Di APBD Induk 2023 tidak diakomodir. Memang ada petugas kebersihan dari Disperindag yang dibagi di setiap los pasar. Tugas mereka hanya untuk angkat di titik-titik pembuangan sampah sementara,” jelas Petrus.
Petrus menyayangkan sikap para pedagang yang tidak peduli terhadap kebersihan lingkungan pasar. Menurutnya, pihaknya sudah sering mengingatkan agar pedagang tidak membuang sampah sembarangan, apalagi di saluran air.
“Kita sudah sering mengingatkan. Mungkin karena faktor kebiasaannya di rumah buang sampah sembarangan, jadi di pasar kelakuan juga sama,” tandas Petrus. (redaksi)