Timika – Mendukung program Pemerintah Kabupaten Mimika dalam upaya mengeliminasi malaria tahun 2026 dan secara Nasional tahun 2030, Persatuan Karya Darma Kesehatan Indonesia (Perdakhi) yang bernaung dibawah Yayasan Caritas Timika Papua (YCTP) Keuskupan Timika memberikan pelatihan kepada 50 kader malaria.
Global Foundation memberikan perhatian lebih kepada kesehatan malaria di wilayah Indonesia Timur, karena masuk daerah kategori malaria sangat tinggi. Wilayah kerja Global Foundation yakni NTT, Papua dan Papua Barat.
Pelatihan yang berlangsung selama enam hari terhitung, Senin 5 Juni -Sabtu 10 Juni 2023 juga diikuti dua orang tenaga kesehatan (Nakes) pendamping.
Pelatihan yang berlangsung di Hotel Horison Diana dibuka Marsel Mameyau, SKM, Sekretaris Dinas Kesehatan Mimika. Hadir mendampingi Marsel, Obet Tekege, Kabid P2P, Dokter Enny Kenangalem, Wakil Ketua PMI Mimika, Imelda Ohoiledjaan, Penanggungjawab Malaria Dinkes Mimika dan Laurens Saneti, Direktur Perdakhi Timika.
Marten Ngauk, Manajer Program Sub-Sub Resipient (SSR) Paroki Emanuel Mapurujaya yang juga penanggungjawab kegiatan dalam laporannya menjelaskan, pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada para kader bagaimana memeriksa malaria menggunakan alat tes cepat, Rapid Diagnostic Test (RDT). Anggaran yang digunakan untuk mensukseskan pelatihan ini bersumber dari Global Foundation.
Marsel Mameyau dalam sambutan mengungkapkan malaria masih menjadi penyumbang tertinggi di Papua dan Nasional.
Di Kabupaten Mimika ada tiga wilayah puskesmas sebagai penyumbang angka malaria tertinggi. Yakni Puskesmas Wania dengan empat ribu kasus, Pasar Sentral dengan dua ribu kasus, begitu juga Mimika Timur. Selain malaria, DBD juga tinggi di wilayah Wania dan Pasar Sentral.
“Saat ini hujan panas terus berganti. Perubahan musim ini ikut meningkatnya jentik nyamuk,” ujar Marsel.
Kepada para kader Marsel berpesan, jika belum jelas silahkan bertanya. Karena ilmu yang dapat selama pelatihan akan menjadi pedoman dalam pelayanan kepada masyarakat. Lebih baik bertanya saat pelatihan, karena setelah ini langsung eksen di lapangan melayani masyarakat.
“Ikuti materi dengan baik. Tidak jelas tanya karena setelah pulang langsung bekerja. Perawat pendamping dari puskesmas tetap dampingi. Semua narasumber ini hebat-hebat,” pesan Marsel.
Direktur Perdakhi YCTP, Laurens Saneti menjelaskan, kegiatan ini didanai oleh Global Foundation dengan jangka waktu kontrak kerjasama terhitung 2023 sampai 2027.
Programnya fokus pada penanganan penurunan kasus malaria. Wilayah kerja Perdakhi Timika meliputi Paroki Emanuel Mapurujaya, Paroki Santo Petrus SP3, Paroki Warse Asmat dan Paroki Agats.
Global Foundation memberikan perhatian lebih kepada kesehatan malaria di wilayah Indonesia Timur, karena masuk daerah kategori malaria sangat tinggi. Wilayah kerja Global Foundation yakni NTT, Papua dan Papua Barat. (redaksi)