Timika – Masyarakat Kerukunan Fakfak Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah merayakan Halal Bi Halal 1444 H di Graha Eme Neme Yauware, Selasa 16 Mei 2023.
Halal Bi Halal yang menghadirkan KH. Syaiful Islam Al Payage, Ketua MUI Papua mengusung tema “Dengan Semangat Satu Tungku Tiga Batu, Taburkan Maaf Sucikan Hati dalam Indahnya Kebersamaan dan Keberagaman Silaturahmi’. Dan Sub Tema ‘ Melalui Halal Bi Halal Kerukunan Keluarga Fakfak Kabupaten Mimika Semakin Meningkat Iman dan Taqwa’.
Plt Bupati Mimika, Johanes Rettob dalam sambutan yang dibacakan Petrus Lewa Koten, Asisten 2 Setda Mimika mengajak seluruh masyarakat Fakfak di Mimika untuk terus menjaga nilai-nilai toleransi antar umat beragama.
Saling menghargai dan toleransi antar suku- suku besar yang ada di Mimika terutama suku Amungme dan Komoro dan suku kekerabatan lainnya.
“Dengan Halal Bi Halal kita semakin kokoh didalam pendirian untuk terus menjaga dan mencintai Kota Timika agar semakin maju sesuai dengan visi dan misi Kabupaten Mimika,”ajaknya.
Ia juga berharap Kerukunan Keluarga Fakfak dapat bersinergi dengan pemerintah daerah dalam mensukseskan pelaksanaan berbagai program pembangunan di daerah ini.
“Apabila ingin mencari satu tungku tiga batu di Papua itu hanya ada di Fakfak. Fakfak juga dikenal dengan kota 1000 masjid,” ujarnya.
Syaiful Islam Al Payage, Ketua MUI Papua dalam pesan khikmatnya memuji masyarakat Fakfak yang bisa menyatukan seluruh umat beragama di Mimika melalui acara Halal Bi Halal.
Syaiful mengajak warga Fakfak untuk bersyukur kepada Allah karena menjadi bangsa Indonesia yang besar dari Sabang sampai Merauke. Bangsa yang besar dengan terdapat banyak suku, adat, agama, bahasa serta alamnya yang luar biasa kaya.
“Papua sukunya banyak, ada sekitar 250 bahasa daerah. Belum lagi ke pulau-pulau lain. Sangat majemuk. Bicara suku, ada Batak, Dayak, Toraja, Jawa dan Bugis dan lain-lain ada di Papua,”tandas Al Payage. Di Papua juga ada tujuh wilayah adat dan enam agama dan kepercayaan.
Indonesia dikenal dengan Bhineka Tunggal Ika, yang merupakan kekayaan bangsa yang harus pertahankan. Karena dengan Bhineka Tunggal Ika bisa mempersatukan semua perbedaan. Meski demikian, masyarakat harus bisa menghindari fondalitasme dan libelarisme. Dua hal ini bisa menggerogoti keberagaman bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, Al Payage berpesan dalam hidup beragama tidak usah berlebih-lebihan tapi biasa-biasa saja. “Makan dan minum itu boleh tapi jangan berlebih-lebihan nanti jadi penyakit,”paparnya sembari menambahkan dalam kehidupan, apabila sikap fondalitasme dipertahankan bisa merobohkan Kebhineka Tunggal Ika.
Melalui momen Halal Bi Halal, Fakfak dapat menjadi contoh mempersatukan perbedaan agama, nilai agama, nilai kemanusiaan yang harus dijaga yang dititipkan Allah. “Mengapa kita harus beragama ? Supaya kita bisa mengenal-Nya ketika kita kembali kepada-Nya. Moralitas, akhlak, kepribadian bisa diwujudkan di tatanan kehidupan masyarakat,”katanya. (redaksi)