Timika – Ratusan Angkatan kerja muda di Kabupaten Mimika mengikuti pelatihan junior network administrator dan operator komputer madya selama lima hari terhitung Selasa 16 sampai 20 Mei 2023.
Kegiatan ini diselenggarakan di Kampus Politeknik Amamapare digagas oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) RI melalui Balai Besar Pengembangan SDM dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BBPSDMP Kominfo) Makassar tentang Vacation School Graduate Akademy bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Mimika.
Acara ini ditandai dengan pengalungan tanda peserta oleh Sekretaris Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Mimika, Santy Sondang dan Herman Dumatubun, Direktur Politeknik Amamapare.
Dr. R.M. Agung Harimurti M.Kom, Kepala BBPSDMP Kominfo Makassar menjelaskan, ini merupakan kegiatan pelatihan berbeasiswa yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui BBPSDMP Makassar.
“Jadi kami memiliki tujuh wilayah kerja di Indonesia Timur, termasuk NTT dan Papua. Jadi kami lakukan pengembangan SDM khususnya kepada angkatan kerja muda. Kita akan latih mereka dengan dua materi junior network administrator dan operator computer madya,” papar Agung kepada Koranpapua.id usai acara pembukaan, Selasa 16 Mei 2023.
Sesuai jadwal selama dua hari, Kamis dan Jumat dilanjutkan dengan sertifikasi untuk mengukur dan mengetahui kemampuan perserta apakah mencapai di atas standar rata-rata nasional atau belum.
Sertifikasi ini dilakukan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Bagi yang lulus akan mendapatkan sertifikasi BNSP yang berlaku selama dua tahun untuk seluruh Indonesia bahkan internasional.
“Jadi ini adalah upaya kami bagaimana untuk memotret dan mengidentifikasi dalam mengangkat SDM Papua khususnya di bidang teknologi digital supaya mampu bersaing dan mampu melakukan membuka usaha sendiri maupun sebagai bekal dalam mencari kerja serta berkontribusi bagi masyarakat,” jelasnya.
Ia mengatakan secara umum diketahui Mimika merupakan kabupaten terkaya di Indonesia dengan besaran APBD mencapai 5 triliun. Hal ini sangat disayangkan apabila SDMnya belum bisa mengakselerasi pembangunan dengan nilai ABPD sebesar itu. Jangan sampai pembangunan itu dinikmati hanya oleh segelintir orang dan dinikmati pula oleh orang-orang di luar Mimika. Justru jauh lebih baik dilakukan oleh SDM-SDM angkatan kerja muda Mimika sendiri.
“Kami akan memberikan sertifiksi kepada SDM Mimika supaya mereka bisa berhasil mencapai standar nasional dalam membangun Mimika,” katanya.
Standar bagi peserta yang dinyatakan lulus adalah bisa menguasai skema junior network administrator dalam melakukan administrasi terhadap jaringan lokal internet dan menjadi operator computer madya.
“Kalau itu sudah dikuasi dan diuji lulus, maka dia akan mendapatkan sertifikasi, tapi kalau dianggap tidak menguasai maka tidak mendapat sertifikasi,” katanya.
Sasaran pelatihan ini lanjutnya, lebih kepada mahasiswa vokasi atau lulus vokasi dari D1, D2, D3 dan D4 maupun tamatan SMK vokasi. Melalui pelatihan ini mereka bisa mendapat kompetensi yang standar karena sekarang baru mendapatkan ijazah.
“Ijazah itu berkaitan dengan pengetahuan dan bisa hidup sepanjang masa. Tapi kalau kompetensi hanya berlaku dua tahun. Kalau selama dua tahun diuji tidak lulus, maka sudah tidak berlaku. Jadi ini bagaimana menjaga skiil. Merawat skiil supaya dia dianggap kompeten,” paparnya.
Ia menyebutkan sejauh ini target yang ada sebanyak 180 peserta dan masih menunggu kolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Mimika.
“Pemerintah Daerah punya banyak uang. Kami punya ahli dan kurikulum. Punya materi kalau itu dikolaborasikan itu sangat dahsat. Jadi kita harus bersinergi supaya teknologi digital ini bisa hadir dan mampu menggerakan ekonomi Mimika,” katanya.
Ia menambahkan sekarang ini tempat pekerjaan mensyaratkan keahlian seseorang bukan mensyarakat pengetahuan seseorang. Sebab, pengetahuan itu sudah banyak bisa diambil dari seluruh perguruan tinggi mana saja atau mengambil tamatan sekolah vokasi di Indonesia, tetapi untuk keahlain memang perlu diperhatikan.
”Kalau memang dia terbukti tersertifikasi atau kompeten perusahaan-perusahaan akan mengambilnya. Sekarang perusahaan semakin jelih. Daripada menerima sarjana harus butuh pelatihan dalam memberikan skiil lagi, lebih baik menerima orang yang sudah siap kerja. Jadi perusahaan sangat membutuhkan kalau ada calon tenaga kerja yang memiliki skil,” katanya.
Ia mengungkapkan alasan Kemenkominfo memilih Politeknik Amamapare karena kampus ini adalah sekolah vokasi yang sudah cukup lama di Mimika. Syaratnya, lulusannya sudah siap disertifikasi.
”Karena kami tidak mau memilih sekolah yang belum tersertifikasi. Karena kalau siswanya banyak yang tidak lulus maka itu menjadi hambatan dalam pelatihan pengembangan SDM. Kita pelan-pelan agar semua anak didik vokasi di Mimika tersertifikasi. Ini kita mulai dulu dari Amamapare. Setelah Amamapare sudah bagus baru kita lebarkan ke kampus-kampus lain,” katanya.
Peserta mengikuti pelatihan ini selama tiga hari langsung praktek tanpa teori karena dianggap sudah didapatkan selama di bangku sekolah, selanjutnya masuk sertifikasi.
Khusus untuk materi praktek, misalnya mengkoneksikan piranti-piranti komputer dengan internet, mengaman jaringan ketika menggunakan internet. Kemudian untuk operator komputer madya, berkaitan dengan operasi microsoft office program, exel dan power point semuanya berkolaborasi yang mendasar dan detail. (redaksi)