Timika – Para buruh dari berbagai organisasi serikat pekerja di Timika, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah terlihat mulai berdatangan di Sekretariat Pekerja Buruh yang berada di Jalan Cenderawasih SP3.
Kedatangan para buruh ini, untuk bersama sama turun ke jalan dalam rangka memperingati Hari Buruh (May Day) hari ini, Senin 1 Mei 2003.
Pantauan Koranpapua.id sejak pukul 7.30 WIT, para buruh yang terlebih dahulu tiba di titik kumpul, langsung mempersiapkan semua peralatan yang akan digunakan untuk turun ke jalan. Diantaranya menyiapkan peralatan pengeras suara di beberapa mobil pick up.
Aksi turun ke jalan ini melibatkan SP KEP SPSI, PK FPE KSBSI, SPMP, SPM PT KPI, dan DPP Tonggoi Papua. Buruh yang berkumpul di titik start ini adalah sebagian besar yang bekerja di areal PT Freeport Indonesia.
Agus Patiung, Ketua PC FSPSP KEP SPSI Kabupaten Mimika mengatakan, bagi semua orang pasti bertanya mengapa harus memperingati May Day ? Menurut Agus, peringatan May Day tidak bedanya dengan perayaan ulang tahun seseorang atau lembaga lainnya. Tujuannya agar bisa tetap dikenang dalam setiap peristiwa.
Namun yang paling spesifik bahwa setiap memperingati hari buruh semua persoalan yang berhubungan dengan masalah buruh dari tahun ke tahun terus dilakukan evaluasi. Dan melalui May Day juga bisa dijadikan bahan refleksi untuk mengetahui apa yang menjadi hambatannya selama ini.
“Hidup bernegara dan sebagai bangsa apakah betul-betul semua hal yang dihasilkan oleh pembuat aturan baik yang ada di legislatif maupun di eksekutif, apakah ada manfaat dan menaungi pekerja atau tidak,”tanya Agus. Ternyata setelah dievaluasi ada undang-undang yang tidak memihak kepada buruh.
Buruh tambah Agus, bukan saja pekerja tambang tetapi tukang ojek, sopir, tukang becak, wartawan, tukang bangunan dan semua pekerja swasta yang tidak menerima upah dari pemerintah.
Agus menegaskan aksi turun ke jalan ini berdasarkan instruksi dari Presiden Federasi Buruh dan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI). Karena kalau bukan aktivis SPSI yang bangkit berdiri, maka siapa lagi yang akan memperjuangkan nasib buruh. Jangan membiarkan buruh hidup terus terjepit dalam kondisi yang tidak memihak dan dikuasai kaum kapitalis.
Dalam aksi ini, Agus memastikan SPSI adalah orang-orang yang taat aturan dan asas, sehingga tetap menjaga ketertiban dengan tidak melanggar aturan. Selain itu dalam aksi turun ke jalan tidak bertentangan dengan hal-hal merugikan kelayak ramai.
“Kami jamin aksi ini aman dan terkendali. Kemarin teman-teman panitia sudah jalin komunikasi dengan aparat kepolisian. Kami sebagai warga negara punya tanggungjawab untuk menjaga Kamtibmas,”tandas Agus. (redaksi)