TIMIKA, Koranpapua.id– Dampak pemalangan jalan masuk ke areal Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang terjadi sejak Sabtu 15 Maret sampai Selasa 19 Maret 2024 mengakibatkan 300 ton sampah menumpuk di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang berada di kompleks kantor DLH lama.
Pemalangan jalan masuk dilakukan 25 pekerja kompos di TPA Iwaka yang menuntut pembayaran upah kerja yang belum dibayarkan.
Menjawab tuntutan para pekerja, Plt Kepala Dinas ingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, Frans Kambu memutuskan untuk membayar upah 25 pekerja pada Senin 18 Maret 2024. Pembayaran langsung ditransfer ke rekening masing-masing pekerja.
Frans Kambu kepada awak media di lokasi TPS di Jalan Cenderawasih SP2, Selasa 19 Maret 2024 menjelaskan, keterlambatan pembayaran upah tidak ada unsur kesengajaan.
Keterlambatan itu dikarenakan penyampaian laporan absen yang terlambat masuk ke dinas. Termasuk harus menunggu proses pencairan dana dari Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Mimika.
“Hari Jumat 15 Maret memang mereka sudah sampaikan. Tapi karena belum ada informasi lanjutan terkait keterlambatan bayar upah, akhirnya Sabtu pagi mereka palang jalan masuk,” ujar Frans.
Namun sehari setelah pemalangan, Frans Kambu sudah berupaya bertemu dengan para pekerja dan menyampaikan alasan keterlambatan. Namun pada dua hari terakhir ini, pekerja kembali melakukan pemalangan.
Dengan adanya pemalangan tersebut membuat petugas kebersihan yang mengangkut sampah dari Timika ke Iwaka harus kembali pulang dan menurunkan sampah di TPS yang ada di kantor DLH lama.
Frans di hadapan petugas kebersihan, pekerja kompos dan petugas kebersihan di TPA dan TPS menyampaikan apabila menghadapi persoalan di lapangan silakan berkoordinasi dengan pimpinan.
Tujuannya, untuk bisa mencari solusi agar tidak terjadi diskomunikasi dan jangan sampai mengambil keputusan sendiri yang bisa merugikan banyak pihak.
Frans menegaskan dengan adanya aksi pemalangan selama empat hari sejak Sabtu sampai Selasa, sampah menumpuk di TPS hampir 300 ton lebih. Dampak lainnya aktivitas petugas kebersihan untuk mengangkut sampah jadi terhambat.
Namun dengan dibukanya kembali pemalangan pada Selasa 19 Maret 2024, Frans sudah perintahkan stafnya untuk menghubungi mobil tronton untuk mengangkut axcavator di TPA Iwaka untuk dibawa ke TPS guna mengangkat tumpukan sampah kedalam truck.
Frans menegaskan aksi pemalangan ini bukan oleh masyarakat yang menolak penguburan massal babi yang mati karena virus ASF tetapi murni dari pekerja kompos DLH.
“Pembayaran upah kerja mereka perbulan. Gaji Januari dibayarkan pada Februari dan Februari dibayarkan pada Maret. Begitupun upah Maret dibayarkan pada April,” paparnya. (Redaksi)










