TIMIKA, Koranpapua.id- Forum Hongoi Of Papua Entrepreneurship Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah resmi dideklarasi, Senin 17 Juli 2023.
Acara yang berlangsung di Swiss Belinn dihadiri Pj. Bupati Mimika Valentinus S. Sumito, Direktur Utama PT Pangan Sari Maghfur Lasa, Kapolres Mimika, AKBP I Gede Putra, Pj. Sekda Mimika Petrus Yumte dan sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Para pimpinan OPD yang hadir yaitu, Kadis Perikanan Antonius Welerubun, Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan, Sabelina Fitriani, Kadis Pertanian Tanaman Pangan Hortikultira dan Perkebunan Alice Irene Wanmaf, Ketua Lemasa, Karel Kum, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh perempuan dan Anggota DPRD Mimika Elminus B Mom.
Deklarasi ditandai dengan penandatanganan berita acara oleh pengurus HOPE yakni, Pj. Bupati Mimika Valentinus S. Sumito (Ketua Dewan Pembina), Direktur Utama PT. Pangan Sari Food Resources, Maghfur Lasah (Wakil Ketua).
Ikut menandatangani berita acara tersebut, Septinus Timang, Staf Ahli Hukum Politik dan Pemerintahan (Sekretaris I), Hilarius Dolame dari Universitas Timika (Sekretaris II), Hendro Hadiyantono (Dewan Pelaksana) dan Fredy Rumbiak (Wakil Ketua).
Pada momen yang sama, Direktur Utama PT Pangan Sari, Maghfur Lasa menyerahkan cinderamata kepada Pj. Bupati Mimika Valentinus S. Sumito.
Maghfur Lasah dalam sambutan menegaskan melaui Forum Hongoi Of Papua Entrepreneurship, dapat bersama-sama menyelamatkan tanah Papua yang subur ini. Caranya dengan membudidayakan tanaman yang dapat menghasilkan prodak-prodak yang berkualitas memenuhi standar.
” HOPE bertujuan untuk mengangkat bapa ibu para pengusaha di sini, bersama Pemerintah Kabupaten Mimika, PT Freeport, PT Pangan Sari, kita angkat, kita sejahterakan, kita tingkatkan agar bisa menghasilkan prodak yang ramah lingkungan,” paparnya.
Dengan membudidayakan tanaman berkualitas dengan produk organik, untuk menggantikan anorgnik yang mengandung zat-zat kimia.
Tanaman organik akan dibangun di Mimika sehingga bisa berkesinambungan yang menguntungkan. Menghasilkan prodak berkualitas yang sehat untuk menyehatkan semua masyarakat Mimika, konsumen termasuk para pelaku usaha sendiri.
“Jangan sampai hasilnya bagus tapi salah kelola, dengan anorganik membuat masa menikmati jadi berkurang, karena sakit-sakitan. Tapi kita ingin warga Papua menikmati umur yang panjang, produktif supaya bisa memberikan kesejahteraan, bisa membahagiakan keluarganya, memperoleh hasil yang bagus,” ujarnya.
Jika ada pengembangan kedepan maka Freeport dan Pangan Sari berharap para pegusaha lokal bisa menikmati pengembangan ini. “Jangan sampai kami berkembang tapi pengusaha Papua hanya sebatas menyaksikan saja. Pengusaha Papua harus menjadi subjek bukan objek dan menjadi mitra,” paparnya.
Dikatakan, Pangan Sari saat ini sudah mengembangkan unit usahanya ke tingkat Internasional. Misalnya ke Timur Tengah, Afrika, Amerika dan Eropa. Karenanya dengan adanya pengembangan ini, Pangan Sari ingin mengangkat para pelaku usaha Papua sebagai mitra kelas internasional. Dengan begitu bisa mendukung unit usaha Pangan Sari untuk eksport kelas dunia.
“Kedepannya tidak hanya untuk kepentingan di Timika saja. Kami akan membangun strategi kemitraan yang besar, saling menguntungkan. Kami memerlukan kualitas produksi yang berkelanjutan dengan jumlah yang besar. Kita berharap dengan berusaha bersama-sama bisa hasilkan prodak berkualitas yang bisa kita eksport ke luar Papua,” harapnya.
Kepada timnya, Lasa menggarisbawahi dalam forum ini tidak ada opsi gagal, harus sukses. Meskipun ia sadar ada banyak kendala tetapi jika hanya diam saja tanpa berbuat sesuatu itu sebuah kegagalan.
“Kami merasa bahagia sekali, karena pada hari ini kita deklarasi HOPE. Ini bukti berkat Tuhan, sehingga semua pihak boleh hadir. Kedepan jangan hanya sebagai penyuplai tetapi bisa menjadi direktur suplai, yang mempunyai kedudukan sama dan bisa membangun lingkungan tanaman dengan cara organik supaya memperoleh pendapatan jauh lebih baik,” pesannya.
Berdasarkan survei pasca tambang untuk PT Freeport Indonesia, diinformasikan dengan pengelolaan tanaman berwawasan organik bisa menghasilkan produktifitas 200 sampai 300 persen.
Jika para pengusaha bersama petani mampu menghasilkan lahan 3 ton, maka bisa mengahasilkan prodak organik 6-9 ton dengan penurunan biaya 50 persen. Ini sesuatu momentum untuk bersama-sama Pangan Sari sebagai inisiator, market dan pengusaha sebagai mitra bisa mendukung Pangan Sari.
“Kami sudah bicarakan dengan Freeport. Kami akan ganti prodak tanaman buah, sayur, daging dari luar dengan prodak Mimika. Namun harus memenuhi standar dan kualitas. Tim kami akan mendampingi pelaku usaha dan semuanya agar bisa memiliki kemampuan supaya bisa menghasilkan prodak yang bersih, berkualitas dari pupuk organik,” jelasnya.
Pangan Sari akan menurunkan timnya mulai dari awal pengolahan lahan. Saat ini ada pengusaha Papua yang mengembangkan hydroponik akan diarahkan untuk organik. Sudah diminta untuk menyiapkan lahan sebagai tahap awal jadi pilot project.
Bagi pengusaha yang saat ini sudah memiliki lahan, tim teknis PT Pangan Sari siap turun mensurvei. Berdasarkan hasil survey, tim akan memberikan pemupukan organik. “Hanya organik yang menjamin keberlangsungan masa depan kita dan generasi kita kedepannya,” tambahnya.
Indonesia pada tahun 2025 akan diberlakukan Undang-undang Karbon. Adanya undang-undang tersebut, semua usaha Pangan Sari maupun lainnya harus berdasarkan ‘green’ yakni organik. Apabila tidak memenuhi standar ini maka Pangan Sari dilarang eksport dan dikenakan pajak yang besar.
Dikatakan, dulu PT Pangan Sari memberikan pendamping lebih khusus kepada karyawan tujuh suku, namun sekarang diarahkan kepada pengusaha Papua. HOPE menjadi harapan yang harus dilakukan tanpa kenal gagal. Sebab ini demi masa depan industri makanan di Papua.
Prodak makanan menjadi satu-satunya usaha PT Pangan Sari yang tetap tumbuh meningkat meskipun menghadapi pandemi Covid-19. Bahkan mampu memberikan bonus kepada mitranya ketimbang usaha lain yang mengalami kendala. Ini menjadi satu bukti makanan dapat menyelamatkan semua di waktu akan datang.
“Mari kita bangga jadi petani. Bangga mengelola lahan-lahan, karena ini amanah yang dititipkan Tuhan untuk menyelamatkan bumi Papua ini,” pesannya. (redaksi)