“Beliau jawab, soal itu tidak ada sangkut pautnya. Kami juga singgung soal dukungan pemerintah provinsi, dan daerah terhadap perjuangan mereka saat ini yang belum ada kejelasan”.
TIMIKA, Koranpapua.id– Keinginan rakyat Provinsi Papua Tengah yang menolak keras operasi tambang Blok Wafu di Kabupaten Intan Jaya, akhirnya terjawab.
Di hadapan Tim Investigasi Blok Wafu, Bahlil Lahadalia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (ESDM) mengatakan, kementerian yang dipimpinnya belum pernah mengeluarkan izin pengelolaan tambang tersebut.
John Gobay, Ketua IV Perwakilan Kelompok Khusus DPRP Papua Tengah dalam pernyataannya melalui video dari Jakarta mengatakan, aspirasi penolakan tambang Blok Wabu sudah disampaikan langsung kepada Menteri ESDM di Jakarta.
“Hari ini puji Tuhan kami sudah bertemu dengan pak Menteri. Jawabannya adalah Menteri ESDM belum mengeluarkan izin usaha tambang khusus kepada badan usaha siapapun untuk Blok Wabu,” tegasnya.
Dikatakan, tidak ada kaitannya antara penurunan pasukan dengan izin tambang, karena menurutnya, izin hingga saat ini belum ada.
“Jadi beliau (Menteri ESDM-Red) sampaikan saya tahu adat, saya anak adat juga dari Papua. Saya pasti datang bicara baik-baik kepada yang punya hak,” kata John mengutip pernyataan Bahlil.
Henes Sondegau, Ketua Tim Investigasi Blok Wafu juga mengatakan bahwa telah bertemu dengan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, dan menyampaikan aspirasi masyarakat Papua Tengah.
Dalam pertemuan dengan Bahlil, tim langsung bertanya terkait izin yang dikeluarkan untuk pengelolaan tambang Blok Wabu.
Dalam kesempatan itu, tim juga bertanya, apakah pendropan pasukan non organik ada kaitannya dengan Blok Wabu.
“Beliau jawab, soal itu tidak ada sangkut pautnya. Kami juga singgung soal dukungan pemerintah provinsi, dan daerah terhadap perjuangan mereka saat ini yang belum ada kejelasan,” ujar Henes.
Seperti diketahui, seluruh komponen masyarakat di kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, sejak awal telah menolak rencana eksploitasi wilayah Blok B Wabu.
Pemerintah diminta tidak memaksa kehendaknya, melainkan harus mendengar keputusan bersama semua pihak menolak eksploitasi Blok Wabu.
Hal itu ditegaskan Solidaritas mahasiswa dan rakyat Papua menolak eksploitasi di wilayah Blok B Wabu Intan Jaya, saat menyampaikan pernyataan sikap di Nabire, Papua Tengah, Kamis 2 September 2025.
“Kami mendukung pertemuan untuk menyampaikan aspirasi dan pernyataan sikap tolak eksploitasi Blok Wabu dari masyarakat bersama tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh perempuan, tokoh agama, mahasiswa, pelajar dan aktivis,” demikian ditulis dalam siaran persnya.
Ditegaskan, Blok Wabu bukan tidak terpisahkan kehidupan para pemiliknya. Wilayah Wabu memiliki peran penting dalam hayat hidup rakyat pemilik hak ulayat sepanjang sejarah leluhur hingga sekarang.
“Perusahaan yang datang sebentar saja dan akan pergi selamanya. Blok Wabu adalah sumber hidup warga pemilik ulayat,” ujarnya.
Oleh karenanya, Blok Wabu harus dilindungi dari berbagai tangan jahat agar kawasan sumber kehidupan masyarakat setempat tetap terjaga dengan baik. (*)
Penulis: Hayun Nuhuyanan
Editor: Marthen LL Moru